Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
USULAN SISTEM UPAH PERANGSANG OPERATOR DIVISI STEEL
DI PT. MITRA TOYOTAKA INDONESIA
DIAN NOVIANTY ADAMSYAH (2007) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
Dalam dunia industri terdapat berbagai macam kegiatan produksi. Untuk kelancaran kegiatan produksi, perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia (operator) dengan baik, yaitu dengan memotivasi operator agar lebih semangat dalam bekerja. Pemberian upah perangsang dapat membantu operator akan lebih giat lagi dalam bekerja.
PT. Mitra Toyotaka Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan memproduksi Pallet steel. Untuk memotivasi operator, PT. Mitra Toyotaka Indonesia memberikan upah perangsang berdasarkan absensi. Dengan sistem pemberian premi tersebut memang dapat memicu operator untuk masuk kerja. Akan tetapi di lantai produksi operator bekerja kurang optimal sehingga ketika sedang mengalami penambahan (peningkatan) order, operator tidak dapat bekerja lebih cepat, yang menyebabkan adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan sesuai dengan jadwal produski yang telah dibuat.
Dengan mempertimbangkan faktor upah perangsang diharapkan pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal produksi. Dari uraian tersebut, penulis bermaksud mengusulkan suatu upah perangsang dengan menggunakan metode Rencana Premi Halsey yang besar preminya ditentukan oleh perusahaan, metode Rencana Premi Rowan yang besar preminya sesuai dengan persentase waktu yang dihemat oleh operator, metode Rencana Premi Bedaux yang memberikan premi sebesar 100%.
Ringkasan Alternatif
Dalam dunia industri terdapat berbagai macam kegiatan produksi. Untuk kelancaran kegiatan produksi, perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia (operator) dengan baik, yaitu dengan memotivasi operator agar lebih semangat dalam bekerja. Pemberian upah perangsang dapat membantu operator akan lebih giat lagi dalam bekerja.
PT. Mitra Toyotaka Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan memproduksi Pallet steel. Untuk memotivasi operator, PT. Mitra Toyotaka Indonesia memberikan upah perangsang berdasarkan absensi. Dengan sistem pemberian premi tersebut memang dapat memicu operator untuk masuk kerja. Akan tetapi di lantai produksi operator bekerja kurang optimal sehingga ketika sedang mengalami penambahan (peningkatan) order, operator tidak dapat bekerja lebih cepat, yang menyebabkan adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan sesuai dengan jadwal produski yang telah dibuat.
Dengan mempertimbangkan faktor upah perangsang diharapkan pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal produksi. Dari uraian tersebut, penulis bermaksud mengusulkan suatu upah perangsang dengan menggunakan metode Rencana Premi Halsey yang besar preminya ditentukan oleh perusahaan, metode Rencana Premi Rowan yang besar preminya sesuai dengan persentase waktu yang dihemat oleh operator, metode Rencana Premi Bedaux yang memberikan premi sebesar 100%.