Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
WATERMARKING MENGGUNAKAN KUNCI PUBLIK UNTUK VERIFIKASI CITRA
BAGUS SETHIA RAHMATULLOH (2009) | Skripsi | Teknik Informatika , Teknik Informatika , Teknik Informatika , Teknik Informatika , Teknik Informatika
Bagikan
Ringkasan
Terdapat dua kebutuhan yang berkaitan dengan penggunaan citra dijital, yaitu kebutuhan verifikasi dan kebutuhan otentikasi citra. Kebutuhan verifikasi yaitu kebutuhan untuk mengetahui apakah suatu citra dijital sudah pernah dimanipulasi atau belum, dengan kata lain untuk mengetahui keaslian suatu citra. Sedangkan kebutuhan otentikasi yaitu kebutuhan kepemilikan (copyright) suatu citra dijital.Dijital watermark adalah informasi kepemilikan suatu arsip dijital. Informasi tersebut dapat berupa citra, teks, audio, ataupun video. Untuk kebutuhan verifikasi citra, digunakan watermark yang bersifat fragile (fragile watermark),yaitu watermark yang rentan perubahan/manipulasi. Sehingga ketika suatu citra yang sudah disisipi fragile watermark dimanipulasi kemudian diekstrak, akan menyebabkan hasil ekstraksi menjadi citra yang tidak valid. Salah satu cara agar untuk membuat fragile watermark adalah dengan menggunakan algoritma RSA pada prosedur penyisipan watermark dan ekstraksi watermark. Algoritma watermarking yang digunakan adalah LSB modification yang sederhana. Pada prosedur penyisipan watermark, pemilik citra menggunakan kunci rahasianya untuk melakukan enkripsi pada citra ber-watermark. Sedangkan pada prosedur ekstraksi watermark, setiap orang (publik) dapat menggunakan kunci publik pemilik untuk melakukan dekripsi pada citra berwatermark untuk mengekstrak watermark yang disisipkan. Algoritma kriptografi kunci publik yang digunakan adalah RSA. Sistem mampu mengenali citra watermark asli apabila tidak terdapat perubahan pada citra. Sistem dapat mengekstrak Pesan citra tersebut. Sistem mampu menjaga keamanan suatu citra dan membuat pegujian kepemilikan suatu citra ( Verifikasi ).
Ringkasan Alternatif
Terdapat dua kebutuhan yang berkaitan dengan penggunaan citra dijital, yaitu kebutuhan verifikasi dan kebutuhan otentikasi citra. Kebutuhan verifikasi yaitu kebutuhan untuk mengetahui apakah suatu citra dijital sudah pernah dimanipulasi atau belum, dengan kata lain untuk mengetahui keaslian suatu citra. Sedangkan kebutuhan otentikasi yaitu kebutuhan kepemilikan (copyright) suatu citra dijital.Dijital watermark adalah informasi kepemilikan suatu arsip dijital. Informasi tersebut dapat berupa citra, teks, audio, ataupun video. Untuk kebutuhan verifikasi citra, digunakan watermark yang bersifat fragile (fragile watermark),yaitu watermark yang rentan perubahan/manipulasi. Sehingga ketika suatu citra yang sudah disisipi fragile watermark dimanipulasi kemudian diekstrak, akan menyebabkan hasil ekstraksi menjadi citra yang tidak valid. Salah satu cara agar untuk membuat fragile watermark adalah dengan menggunakan algoritma RSA pada prosedur penyisipan watermark dan ekstraksi watermark. Algoritma watermarking yang digunakan adalah LSB modification yang sederhana. Pada prosedur penyisipan watermark, pemilik citra menggunakan kunci rahasianya untuk melakukan enkripsi pada citra ber-watermark. Sedangkan pada prosedur ekstraksi watermark, setiap orang (publik) dapat menggunakan kunci publik pemilik untuk melakukan dekripsi pada citra berwatermark untuk mengekstrak watermark yang disisipkan. Algoritma kriptografi kunci publik yang digunakan adalah RSA. Sistem mampu mengenali citra watermark asli apabila tidak terdapat perubahan pada citra. Sistem dapat mengekstrak Pesan citra tersebut. Sistem mampu menjaga keamanan suatu citra dan membuat pegujian kepemilikan suatu citra ( Verifikasi ).
Sumber