Logo Eventkampus

Grup musik Rockabilly Indonesia asal Bali yang terbentuk sejak 14 Agustus 2004 di Denpasar, Bali, The Hydrant kini beranggotakan Marshello (biduan, harmonika), Vincent (gitar), Christopper (stand up drum), serta Adi (upright bass).

Selain merupakan pionir Rockabilly di skena muda negeri ini, The Hydrant bisa jadi adalah grup terbesar di genrenya di tanah Nusantara.

Grup ini pertama kali berdiri atas prakarsa Wis, Zio, dan Morris, yang lalu mengajak Shello untuk bergabung. Kesukaan pada warna musik, dandanan, serta attitude Rockabilly merekatkan 4 sekawan ini dan memantapkan niat untuk memperkenalkan musik asal Amerika Serikat yang amat populer di tahun 50an ini ke seantero Indonesia, utamanya kepada generasi seusia mereka.

Nama The Hydrant sendiri bermula dari band pop yang digawangi Wis dan Zio, Hydra. Ketika memutuskan banting setir lalu menapak ranah baru, Rockabilly, dibutuhkan pula identitas baru. Jappy Sanger, manajer mereka saat itu, muncul dengan ide nama The Hydrant, evolusi dari merek lama Hydra—yang langsung kompak disepakati.

Hingga kini The Hydrant telah menerbitkan 5 album penuh. Yang paling mutakhir, September 2015, adalah Lokananta Riot. Berisikan 16 tembang dan menyelipkan satu komposisi Rockabilly berbahasa Bali, Lokananta Riot direkam secara live di studio rekaman bersejarah, Lokananta. Album kedua mereka yang terbit pada 2007, Rockabilly Live, dirilis oleh label rekaman raksasa, EMI Indonesia. Album bertaburkan 14 lagu ramah lantai dansa ini cukup mampu mendongkrak pamor mereka dari skala lokal ke blantika musik nasional.

Bicara jam terbang, The Hydrant sudah pantas disebut veteran. Bukan cuma tampil di festival-festival kolosal sekelas Kustomfest, IndoGreaser Party, Gatsby’s Saturday Night Slickers, Konser 1000 Band, Soundrenaline, namun juga telah menjajal panggung konser manca negara. Pada 2009 kuartet ini beraksi di festival Pohoda, satu dari sedikit pagelaran musik terbesar di Slovakia yang dikunjungi hingga 30 ribu orang tiap tahunnya. Selain di negara beribukotakan Bratislava itu, The Hydrant sempat pula main di ajang hot rod, beberapa klub, taman kota, dan jalanan di Ceko serta Austria.

Pada April 2016, The Hydrant diundang unjuk kebolehan di Viva Las Vegas, festival Rockabilly terbesar sejagat yang mengambil tempat di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Shello bakal diberi kehormatan mempertunjukkan olah vokalnya, kelenturan tubuh, serta kehebatannya berdansa—ia kerap dijuluki sebagai”Brown Elvis” pula “Bali Elvis” akibat gaya dansanya yang mencengangkan. Ditimpali oleh Vincent lewat permainan gitarnya yang “berbahaya”, Adi dengan aksi membetot bas nan akrobatik, serta Topper yang instan membuat audiens ternganga karena memainkan drum di luar kebiasaan, bukan duduk tapi berdiri.