8 Tips Memilih Laptop Desain Grafis

access_time | label Tips & Trik

Desain grafis termasuk menjadi salah satu hobi bagi sebagian orang. Untuk melakukan desain grafis secara digital, maka Anda bisa saja memerlukan laptop. Sekarang itu sudah banyak laptop di mana-mana. Tetapi, perlu Anda ingat bahwa tidak semua laptop bisa digunakan untuk desain grafis.Untuk itu berikut ini 8 tips memilih laptop untuk desain grafis: 

1. Baterai

Mendesain itu pekerjaan yang merepotkan. Harus gini, harus gitu, nggak cocok minta revisi. Mendesain itu butuh waktu yang lama, tidak bisa 20 menit setelah duduk langsung selesai. Makanya kalau memilih laptop buat desain itu harus yang kapasitas baterainya besar.

Rata-rata kalau laptop baru bisa tahan sekitar 3-4 jam. Tapi ada juga loh yang bisa tahan hingga 6jam. Kalau ada yang bisa tahan lama kenapa pilih yang ‘lemes’? Tapi yang 4jam gapapa sih. Siapa juga yang mau mantengin corel selama 4 jam?

2. Touchpad Masih Normal

Proses editing, khususnya mengedit gambar, sangat tidak nyaman kita memakai mouse. Ya mungkin-mungkin saja kita menggambar pakai mouse, tapi hasilnya tidak akan bagus. Lebih bagus kalau memakai touchpad, alternatif pengganti pen tab yang harganya tidak murah.

Hal ini opsional saja sih, jika memang lebih suka memakai pen tab. Meski begitu apa salahnya sih ngecek fungsionalitas dari sebuah touchpad pada laptop yang akan kita beli? Jangan sampai touchpad-nya itu kurang sinkron sama pointer. Atau malah pointer-nya geter-geter sendiri kalau touchpad-nya dinyalakan.

3. Hardisk-nya Lega

Tips memilih laptop desain grafis yang ketujuh adalah soal harddisk. Masih ngobrol soal minimum system requirement, disitu pasti disebutkan Free Space-nya harus ada berapa Gigabytes gitu, dan pastinya lebih dari 10GB. Itu kalo cuma satu aplikasi, kalau ada 5? Belum lagi aplikasi lain. Belum lagi sistem. Paling tidak harus ada 1TB. Kalau soal SSD, itu opsional sih.

Tapi kalau ada rejeki lebih mending beli yang ada SSD-nya sih, biar waktu proses-nya lebih cepat. Tapi ya gitu, harganya lebih mahal daripada yang pakai HDD aja. Kalau saya pribadi lebih baik beli yang sebagian SSD aja biar ngga overpriced kayak macbook.

Selain soal ruang untuk instalasi aplikasi, ruang penyimpanan yang lega ini difungsikan untuk membackup pekerjaan kita sebelumnya apabila ingin ada yang diubah. Buat jaga-jaga aja, takutnya kalau sudah diubah, hasilnya malah jelek. Misalkan, satu video yang ukurannya 400MB, pengen diedit lagi, video ini harus dibackup terlebih dahulu yang berarti harus ada ruang penyimpanan paling tidak 800MB. Itulah kenapa hard disk dari laptop yang akan kita beli itu harus masih lega. Kalau bisa ya kosongan, biar makin lega.

4. Mempertimbangkan Soal Budget

Tips memilih laptop desain grafis yang terpenting adalah budget. Ketahui terlebih dahulu berapa budget Anda. Pas-kan harga laptop dengan budget. Jangan sampai kurang, jangan sampai kelebihan, dan harus ada sisa sedikit. Soalnya kalo budget kurang. Kalau budget-nya sisa banyak, rugi dong beli laptop ngga beli yang bagus sekalian.

5. Ukuran Dan Resolusi Layar

Setelah budget sudah pasti berapa, sebagai contoh budget kita 5 juta, tentukan tempat dimana mau beli laptop? Usahakan men-survei harganya dulu di beberapa tempat/toko dan pilih yang harganya terkenal murah dan punya banyak testimoni bintang

Terbaik ini bukan berarti sangat gede, tapi yang pas di mata, biar mata gak pegel melirik dari ujung ke ujung. Dan resolusinya itu yang pas, biar outputnya memiliki kerapatan yang maksimal. Resolusi layar yang paling pas adalah 1600px × 900px.

6. RAM

Walaupun tidak begitu menjadi ‘tulang-punggung’, saya rasa RAM juga penting. Meskipun prosesor dan VGA-nya bagus, kalau RAM-nya Cuma 2GB, tetap saja masih kurang powerful pas dipakai ngedit video. Paling tidak pakai RAM dengan kapasitas 6GB lah, biar bisa ngewes. Dan kalau bisa pakai yang versi DDR4 agar performanya semakin mantab.

Masalah harga RAM tergantung pada kapasitas memori dan merk. Sebagai contoh, ada RAM merk V-gen dengan kapasitas memori 16GB (DDR4) harganya itu Rp 2.3jutaan. Kalau merk-nya lebih bagus lagi ya harganya bisa lebih mahal dari itu.

7. Sistem Pendinginnya

Anda pasti tau kan bagaimana kejamnya minimum system requirement aplikasi buat desain? Keras, Man! Kerasnya spek tentu membuat laptop akan lebih panas daripada ketika menjalankan app lain. Ketika panasnya laptop dibiarkan terus tanpa melakukan upaya apapun, bisa bahaya. Poin ini cukup penting bagi Anda yang sedang butuh tips memilih laptop desain grafis.

Panas yang dibiarkan ini akan jadi overheat. Jika masih dibiarkan panas, bisa merusak komponen-komponen yang lain. Makanya tiap laptop harus punya sistem pendinginan guna menghambat kenaikan suhu. Kalau bisa, laptop punya liquid cooler biar suhu-nya terkendali. Atau paling ngga ada kipasnya lah, agar nggak panas-panas amat.

Tips ekstrim dari saya kalau laptop sedang mengalami overheat. Ambil / korek bunga es dari freezer lemari es. Oleskan ke bagian bawah laptop yang terasa panas, gosok-gosokkan hingga mencair. Setelah itu, secepat mungkin di-lap dengan kain biar air-nya nggak masuk ke dalam yang bisa mengkonsletkan laptop. 

8. Memilih Prosesor Yang Tangguh

Selain GPU, Prosesor juga hardware yang menjadi ‘tulang punggung’ dalam laptop desain. Kerjaan desain ngga akan lancar kalau prosesornya jelek, meskipun pakai GeForce GTX1080i. Prosesor menjadi juru kunci saat proses rendering. Semakin baik prosesornya semakin cepat dan bagus hasil renderannya.

Buat desain, disarankan untuk memakai prosesor bermerek Intel, yang seri core-core-an, seperti Core i5, Core i3, Core i7. Dan frekuensinya tinggi, paling tidak 2,4GHz lah biar ngga lag lag amat pas running aplikasi desain.

Sedikit gambaran, jika laptop yang prosesor-nya kurang bagus, hasil renderannya tidak akan bagus, terutama buat merender video. Pas proses editing, timing-nya sudah pas banget. Tapi setelah dirender, timing-nya biasanya berubah. Meskipun cuma agak “miring” beberapa milisecond, tapi ini ngaruh banget. Udah gitu ngerender-nya lama.

Nah itu 8 tips memilih laptop yang baik untuk desain grafis, semoga bermanfaat 🙏

Tags

Penulis

Agung Setiawan
Panggil saja Agung👌

Artikel Terkait

Komentar