Mabuk perjalanan seringkali menyusahkan. Rasa tidak nyaman saat menempuh perjalanan darat, laut dan udara kerap membuat kita enggan bepergian.
Bahkan tak jarang kita jadi ketakutan karena memikirkan kemungkinan mabuk perjalanan sebelum melakukan perjalanan itu sendiri.
Berikut adalah lima cara yang bisa kamu lakukan untuk mengendalikan mabuk perjalanan.
1. Hindari pemicu
Jangan bepergian dengan pesawat kecil, yang cenderung lebih buruk daripada jet yang lebih besar. Jika kamu berada di atas kapal, dudklah di bagian tengah, di mana goyangan lebih sedikit terasa.
Bila bepergian dengan mobil, menjadi pengemudi akan membantu mengurangi mabuk perjalanan. Tempat terburuk adalah duduk di kursi belakang, karena lebih sulit untuk melihat keluar jendela.
“Sayangnya, ini adalah tempat anak-anak biasanya duduk, dan orang-orang paling rentan terhadap penyakit mabuk perjalanan dari usia delapan hingga sekitar 12,” kata John Golding, seorang profesor psikologi terapan di University of Westminster.
Orang dewasa yang menderita migrain juga lebih rentan mengalami mabuk perjalanan.
2.Tetaplah melihat jauh atau ke arah langit
Penjelasan terbaik untuk mabuk perjalanan adalah teori konflik sensorik, yang menempatkannya pada ketidaksesuaian antara apa yang dilihat mata dan informasi tentang gerakan yang terdeteksi oleh telinga bagian dalammu.
"Jika kamu bisa mendapatkan pandangan jauh ke luar atau melihat langit, itu sangat membantu," kata Golding.
“Jangan membaca atau memainkan ponsel. Cobalah untuk tetap tenang,” ujar Louisa Murdin, seorang konsultan kedokteran vestibular audio di Guy's and St Thomas's NHS trust.
Walaupun tak terjadi pada setiap orang, namun berbincang dengan teman seperjalanan tidak akan banyak membantu.
“Karena ketika kita berbicara, kita hampir selalu menggerakkan kepala kita sebagai bagian dari itu. Mendengarkan musik adalah satu hal yang dapat membantu,” ujarnya.
Nikotin cenderung membuat mabuk perjalanan menjadi lebih buruk. Untuk itu, hindari makan besar atau minum alkohol sebelum bepergian
3. Cari tahu langkah-langkah pengobatan
“Obat bebas yang mengandung hyoscine bisa efektif, seperti halnya antihistamin, tetapi mereka dapat menyebabkan penglihatan kabur dan mengantuk,” kata Golding.
Minumlah dua jam sebelum bepergian. Karena setelah kamu mulai mabuk perjalanan, obat-obatan tak akan berguna.
"Bahkan jika kamu tidak benar-benar sakit, kamu mendapatkan apa yang disebut stasis lambung," kata Golding.
Dalam kondisi ini tubuh akan mencegah isi perut untuk bergerak lebih jauh ke dalam usus, yang berarti obat tidak akan diserap dengan benar.
Namun obat-obatan itu biasanya harus dengan resep dokter. Sebagai gantinya, kamu bisa mengonsumsi alternatif lain selain obat.
"Beberapa orang merekomendasikan jahe, tetapi ini masih belum terbukti dapat menguranginya,” kata Murdin.
Penelitian juga menunjukkan tidak ada bukti soal kemanjuran gelang yang mengklaim dapat mencegah mabuk perjalanan melalui akupresur.
4. Atur napas
Berlatihlah menjaga pernapasan dengan teratur dan konsisten.
"Pernapasan terkendali hampir sama efektifnya dengan obat," kata Golding.
Refleks penghambatan antara respirasi dan muntah menghentikan keinginanmu untuk muntah.
“Refleks muntah mematikan dorongan pernapasan, namun jika kamu berkonsentrasi pada pernapasan , itu dapat menghambat rasa ingin muntah,” kata Golding.
Untuk itu berlatihlah menjaga pernapasan dengan teratur dan konsisten.
5. Biasakan diri
Strategi jangka panjang yang paling efektif adalah menggunakan cara yang digunakan oleh militer yakni, pendekatan pembiasaan.
"Mereka sengaja membawa penderita untuk menghadapi apa yang membuat mereka mabuk perjalanan. Semakin lama, semakin sering dan menambah jumlahnya secara bertahap. Ini membantu otak membiasakan diri dengan sinyal dan merekonsiliasikannya,” kata Murdin.
Namun, untuk individu kebanyakan, ini sulit dilakukan dan kamu tidak ingin terlalu peka terhadap diri sendiri, kata Murdin. "Mungkin ide yang bagus untuk mendapatkan bantuan ahli fisioterapi yang terbiasa menggunakan teknik-teknik itu," katanya.
Tetapi Golding memperingatkan bahwa pembiasaan dapat menjadi situasi khusus.
“Jika kamu sudah terbiasa duduk di belakang mobil, dan tidak lagi mabuk di mobil, itu tidak berarti kamu bebas dari mabuk laut,” ungkap Golding.