Logo Eventkampus

Canggih, Mahasiswa Ini Ubah Kotoran Jadi Listrik

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Canggih, Mahasiswa Ini Ubah Kotoran Jadi Listrik

Delapan mahasiswa Universitas Brawijaya kembali menorehkan prestasi dikancah internasional. Mereka meraih tiga penghargaan sekaligus yaitu medali perak serta International Invention Award dari Malaysian Association of Research Scientists (MARS) dan Young Innovator Award dari Citizen Innovation Singapore.

Mereka Mengembangkan penelitian alat Microbial Fuel Cell yang berfungsi untuk mengubah kotoran menjadi listrik dan dikembangkan dalam judul Digital Fuel Cell from Human Waste (DELETE ): An Alternative Way to Solve Electrical Energy Crisis by Using IOT/Internet of Things to Implement The SDGs 2030.

Tim yang dinamai Delete ini yang diketuai oleh Naila El’ Arisie (Teknik Industri). Naila tidak sendiri, dia melibatkan ketujuh rekan mahasiswa lintas fakultasnya yaitu Muhammad Khuzain (Fakultas Teknik), I Wayan Angga Jayadiyuda (Fakultas Teknik), Muhammad Syarifuddin (Fakultas Ilmu Komputer), Firdausi (Fakultas Pertanian), Rina Ervina (Fakultas Ekonomi & Bisnis), Tubagus Syailendra W (Fakultas Ilmu Sosial & Politik), Hendra Surawijaya (Fakultas Kedokteran Hewan), dan dosen pembimbing Eka Maulana.

Selaku Ketua Tim Penelitian Naila mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh timnya hampir memakan waktu 3 bulan. Terinspirasi dari penelitian yang sudah dilakukan luar negeri, tim berinisiatif untuk mengaplikasikan dan membuktikan secara langsung.

“Kami lihat di Indonesia belum pernah ada yang mengaplikasikan, jadi kami ingin membuktikan, betul bisa atau tidak, lalu dicoba juga diintegrasikan dengan aplikasi perangkat lunak,” ujarnya yang dikutip Okezone dari website UB, Kamis (27/9/2018)

Naila menjelaskan, alat ini berbentuk semacam chamber dari akrilik yang memakai bantuan PEM (Proton Exchange Membrane). Kotoran berfungsi sebagai substrat untuk membangkitkan listrik karena kandungan bakteri elektroaktifnya.

“Untuk prototype kami menggunakan kotoran sapi terlebih dahulu. Sedangkan aplikasi perangkat lunak yang dibuat berfungsi untuk mengontrol suhu, kelembapan, tegangan, serta arus yang dihasilkan,” jelasnya

Dari pengukuran alat didapatkan setiap chambernya bisa menghasilkan 1 volt. Karena e-chamber, alat tersebut dapat menghasilkan 3 volt dan bisa dinaikkan menjadi 22 volt menggunakan boost converter.

“Jadi jika ingin diaplikasikan untuk peralatan rumah tangga, tinggal diperbanyak jumlah chambernya. Ke depannya diharapkan bisa digunakan pada daerah-daerah terpencil yang belum teraliri listrik,” tutupnya

Kompetisi 10th International Exhibition of Inventions and 3rd World Innovation and International Invention Forum 2018 diselenggarakan di Foshan, Guangzhou, China, selama tiga hari (13-15/9/2018). Kompetisi ini diikuti oleh 253 tim dari 49 negara.


Penulis

foto Rizky Mahendra Giri Kuncoro
Rizky Mahendra Giri Kuncoro

Komentar