Logo Eventkampus

Putus Rantai Hoax! Saring Sebelum Sharing Itu Penting

access_time | label Tips & Trik
Bagikan artikel ini
Putus Rantai Hoax! Saring Sebelum Sharing Itu Penting

Menyampaikan informasi yang faktual adalah wajib hukumnya. Kamu enggak mau kan jadi pelaku hoax?

 

Beberapa hari yang lalu ECC UGM, Polda DIY, dan PCMI serukan kampanye anti hoax dalam seminar Vday: Countering Hoax. Bagi kamu yang tak sempat datang, membaca artikel ini berarti turut melangsungkan kampanye tersebut.

 

Hari Minggu (25/3) siang, sekitar pukul 13.00 WIB, cuaca Yogyakarta memang tak secerah biasanya. Sempat titik-titik air hujan beserta udara sejuk menyapa Kota Gudeg ini. Namun jalanan tak akan jadi lengang, terutama di kawasan Taman Budaya Yogyakarta (TBY). 

Ratusan orang memadati Gedung Societet. Antusias terpancar jelas pada raut muka mereka. Siapa sangka, mereka ternyata akan mengikuti kampanye. 

Kampanye Santun Tak Harus Turun Ke Jalan 

Kampanye tersebut apik dikemas dalam sebuah seminar bertajuk Voluntary Day: Countering Hoax. ECC UGM menggandeng Polisi Daerah (Polda) Yogyakarta serta Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Yogyakarta, bersama-sama menunjukkan kepedulian terhadap hoax yang merajalela. Kampanye tak harus urakan bukan?

Delegasi DIY untuk The Ship for Southeast Asean and Japanese Youth Program (SSEAYP), Dyah Ayu Pratiwi, Puteri Indonesia DIY 2014, Estelita Liana, dan perwakilan dari ECC UGM, Vinia Rizqi Prima Wati menjadi pembicara pada sesi pertama seminar.  

Teliti dan Bijaksana Jadi Kunci Putusnya Rantai Hoax 

Hoax atau berita bohong sangat merugikan kita dan terjadi di sekitar kita. Seperti yang belum lama ini dialami oleh Estelita Liana. Lily, panggilan akrabnya, merupakan mahasiswa kedokteraan UGM yang tengah menempuh Coass Program

Di tahun 2017, Lily pernah memposting foto di depan ruang dengan tulisan ruang bersalin. Foto yang diunggah tersebut menjadi cukup viral, pasalnya ada oknum yang tidak bertanggungjawab mengganti tulisan ruang bersalin menjadi ruang sunat. Awalnya, niat pengedit mungkin untuk guyonan. Sayangnya, tindakan ini justru merugikan orang lain. “Ya mungkin becandaan aja, tapi di sisi lain ada statemen yang merendahkan wanita,” tegas Lily.

Peristiwa tersebut sempat membuatnya sedikit kerepotan, karena harus melakukan klarifikasi sana-sini dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi ke beberapa pihak, supaya tidak terjadi kabar negatif. Dari pengalaman ini, Lily mengambil pelajaran bahwa sebenarnya kita tak bisa mengendalikan pelaku hoax dan berita yang beredar. “Tapi kitalah yang harus semakin pintar bagaimana menyaring informasi yang beredar. Coba cari informasi dari mana sih sumbernya,” terang Lily.  

Hoax juga bisa ditemui pada broadcast di aplikasi chat yang kita gunakan. Menanggapi banyaknya broadcast yang tidak jelas, di sini Lily menekankan masyarakat harus memperkaya literasi digital media. Menurut Lily, sebaiknya mencari tahu kebenaran dari literasi digital pada situs  terpercaya, baru bisa broadcast. “Saring dulu sebelum sharing!, “ tekannya. 

Dalam hal ini, Diyah Ayu Pratiwi ikut angkat bicara.  “Sebenarnya untuk menekan hoax kita nggak harus expert, karena aktor hoax selain pembuat, pengunggah,juga tukang share. Dengan nggak share, sudah jadi satu langkah positif menekan hoax, “ tutur Diyah. 

Hoax Dalam Info Lowongan Kerja

Yang kerap dijumpai pula, hoax dalam info lowongan kerja. ECC UGM sebagai institusi career center dan people development turut prihatin dengan kondisi ini. Seringkali dilapori penipuan dalam hal rekrutmen kerja, membuat ECC juga turut menyambut baik campaign ini.  

Setelah dapat laporan kita hubungi dulu perusahaan yang dicatut namanya, lalu institusi seperti pihak berwajib, ” terang Vinia. Cerita seperti ini tentu menarik minat peserta untuk tahu lebih banyak tentang penipuan di dunia kerja. Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta yang bernama Ayu Paramita menanyakan tentang ciri-ciri panggilan kerja hoax.

Tentu ada beberapa tanda suatu panggilan bisa dikatakan hoax. Menurut Vinia, beberapa ciri lowongan kerja yang terdapat unsur penipuan meliputi: 

1. Email penerima dari hosting gratisan

2. Jika email bukan dari hosting gratisan, saat dibalas, email asli muncul (hosting gratisan tadi) 

3. Jika panggilan tes berupa sms, biasanya dari nomor-nomor provider  

4. Isi surat banyak typo 

5. Bagian tanda tangan tampak seperti tempelan saja, alias editan 

6. Selalu mengadakan tes di luar kota 

Di akhir sesi, Vinia menyampaikan pesan penting kepada masyarakat, khususnya para jobseeker. “Jika kamu mendapatkan panggilan tes kerja di luar kota dan diharuskan menransfer uang sebagai biaya membeli tiket pesawat, harus berhati-hati. Bisa jadi ini adalah hoax, “ tegas Vinia.  

Nah, gimana guys. Semakin paham kan kalau hoax itu harus dibasmi? Ingat, untuk memberantasnya memang harus dari diri kita. Saring infonya dulu sebelum dishare! 

Sesi lain tentang acara ini akan kami kupas dalam artikel lain, jadi tetap selalu pantengin laman careernews.id ya untuk selalu tahu mengenai informasi menarik, dan tentunya alpa hoax

Penulis

foto ariesta
ariesta
gadjah mada

Artikel Terkait

Lowongan Kerja Kota Malang
20 Agustus 2019

Komentar