1. Pendaki adalah orang yang suka hidup sederhana
Jawabannya adalah tidak. Perlu kamu tahu, mendaki gunung termasuk hobi yang cukup mahal. Kalau tidak percaya, cobalah hitung total budget yang harus kamu keluarkan untuk membeli semua perlengkapan mendaki: tenda, sepatu gunung, tas carrier, sleeping bag. Belum lagi perlengkapan tersier seperi kamera serta perlengkapan pendukung lain. Harga perlengkapan mendaki termasuk mahal. Belum lagi ongkos yang harus dikeluarkan untuk transport ke base camp pendakian serta jasa porter. Sebagai contoh, dalam satu sekali pendakian ke Gunung Semeru, setidaknya kita harus menyiapkan uang minimal 1,5 juta. Puncak Cartenz lebih gila lagi. Ongkos pendakian gunung tertinggi di Indonesia itu setara dengan ongkos umroh. Bahkan lebih
Faktanya, dalam keseharian tidak semua pendaki memiliki gaya hidup yang sederhana. Tidak sedikit para pendaki yang suka check-in in di Path sedang nongkrong di tempat-tempat elite seperti Starbucks dan tempat nongkrong serupa
2. Pendaki adalah orang yang menyukai kebebasan
Kehidupan di gunung adalah kehidupan yang bebas. Kita bisa melakukan apa saja di gunung tanpa ada yang mengatur. Hal ini kemudian menimbulkan anggapan bahwa pendaki adalah seseorang yang menyukai kebebasan
Mitos ini memang ada benarnya. Sebagian besar pendaki memang memilih untuk hidup bebas mengikuti kata hati. Namun, mereka selalu siap dengan konsekuensi atas pilihan hidup yang mereka ambil
3. Pendaki adalah pecinta alam
Kemudian, ada juga yang menganggap bahwa semua pendaki adalah pecinta alam. Di kampus, organisasi mapala memang sangat identik dengan mendaki gunung. Tapi sekali lagi, mitos ini tidak selamanya benar. Tidak semua pendaki itu mencintai alam. Kadang mereka ke gunung hanya untuk mencari kesenangan tanpa mempedulikan kondisi alam di gunung. Contoh paling gampang adalah masih banyaknya sampah di sepanjang jalur pendakian
Sebenarnya, para pendaki sudah punya semacam rule tak tertulis yang harus diataati, bahwa mereka tidak boleh meninggalkan apapun kecuali jejak, mengambil apapun kecuali gambar serta membunuh apapun kecuali waktu. Tapi, sekali lagi. Pendaki itu banyak macamnya. Ada yang benar-benar mencintai dan peduli terhadap alam, ada pula yang apatis
4. Semua pendaki adalah perokok
Jawabannya tentu saja tidak. Komunitas pendaki adalah komunitas yang sangat luas dan terdiri atas beberapa jenis manusia. Masing-masing punya kebiasaan berbeda-beda. Ada yang suka merokok, ada juga yang anti rokok bahkan ikut mengkampanyekan kegiatan anti rokok. Jadi, jika kamu punya teman seorang pendaki dan kebetulan ia seorang perokok, itu hanyalah salah satu sample saja dan kita tak bisa menyimpulkan sesuatu yang sangat besar hanya beradasarkan pada satu sample
5. Pendaki adalah orang yang tidak teratur
Jiwa bebas yang dimiliki oleh pendaki kemudian memunculkan anggapan bahwa pendaki adalah orang yang hidupnya tidak disiplin. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karna faktanya banyak pula pendaki yang hidupnya sangat disiplin dan teratur. Bahkan ketika sedang mendaki, banyak pendaki muslim yang tetap ingat kepada Tuhannya dengan tetap menjalankan ibadah lima waktu. Jiwa dan pilihan hidup boleh saja bebas, tapi tetap bertanggung jawab
6. Masa depan pendaki adalah suram
Simply, jawaban untuk mitos ini adalah tidak benar. Bahkan banyak pendaki yang pada akhirnya menjadi seorang pemimpin besar. Untuk yang mau belajar, mendaki gunung adalah proses belajar menempa diri dan memperkuat mental. Presiden Joko Widodo serta gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo adalah contoh pemimpin yang di waktu mudanya pernah mendaki gunung. Bahkan ikut organisasi mapala
7. Pendaki adalah orang yang kuat
Sebenarya, tidak semua pendaki memiliki fisik yang (sangat) kuat. Saat sedang mendaki, tidak sedikit pendaki yang bergantian membawa tas carrier. Yang membuat mereka terlihat kuat sebenarnya hanyalah tekad serta semangat untuk menaklukkan diri sendiri
Banyak orang yang kini semakin sadar bahwa waktu muda harus dihabiskan dengan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Mendaki gunung kini menjadi kegiatan yang banyak dipilih oleh anak muda untuk mencari pengalaman sekaligus pelajaran