Kita umat manusia tinggal di planet bumi yang bertempat di galaksi Bima Sakti. Lalu apakah masih ada galaksi-galaksi yang berada di alam semesta ini? Tentu saja, masih ada berjuta-juta galaksi di tata surya ini. Salah satu galaksi tetangga kita adalah Galaksi Sumbrero, lalu apakah Galaksi Sumbrero ini. Mari kita bahas galaksi yang satu ini.
Galaksi Sumbrero dikatalogkan secara resmi sebagai M104 dalam katalog Messier maupun NGC 4594. Ia termasuk dalam jenis galaksi elips yang berada di arah rasi bintang Virgo, berjarak kurang lebih sekitar 29,3 juta tahun cahaya jauhnya dari Bumi.
Galaksi ini memiliki diameter sekitar 50.000 tahun cahaya, lebih kecil dari diameter galaksi Bimasakti, atau tepatnya 30% ukuran galaksi kita. M104 ini memiliki area inti galaksi yang terang, tonjolan tengah yang luar biasa besar, serta jalur debu yang mengelilingi cakram galaksinya yang cenderung miring dalam pandangan dari Bumi. Jalur debu gelap dan tonjolan di area intinyalah yang memberi kesan bahwa galaksi mirip topi sumbrero
Menurut banyak pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa Galaksi Sumbrero mungkin bukan bagian dari sebuah gugus galaksi manapun di supergugus galaksi Laniakea. Diketahui pula ada kurang lebih 2.000 gugus bintang bola yang berkurumun di sekitar inti galaksi ini.
Galaksi unik ini sendiri pertama kali ditemukan pada tanggal 11 mei 1781 oleh astronomi asal Prancis, Pierre Mechain, yang menggambarkan objek tersebut dalam sebuah surat pada bulan Mei 1783 kepada rekannya J. Bernoulli, yang kemudian diterbitkan di Astronomisches Jahrbuch Berliner.
Astrinim Charles Messier pun sempat membuat catatan tertulis tentang galaksi ini ke katalog pribadinya yang sekarang dikenal sebagai Katalog Messier, namun objek ini belum "resmi" masuk katalognya samapau tahun 1921.
Terakhir, astronom lain asal Inggris, Sir William Herschel, secara independen menemukan Galaksi Sombrero pada tahun 1784 dan juga mencatat adanya "lapisan gelap" di pinggiran cakram galaksi, yang sekarang disebut jalur debu. Penelitian galaksi ini di masa modern pun mengikuti hasil penelitian seluruh astronom tersebut.
Seperti disebutkan di atas, fitur Galaksi Sombrero yang paling mencolok adalah jalur debu yang mengelilingi bagian cakram galaksi. Jalur debu ini sebenarnya adalah cincin simetris yang membungkus tonjolan galaksi, yang sebagian besar terdiri atas gas hirogen atom dan debu dingin.
Berdasarkan pengamatan melalui spektrokopi infranera, cincin debu pada Galaksi Sombrero tersebut diketahui merupakan lokasi untuk pembibitan atau pembentukan bintang-bintang baru di dalam galaksi ini.
Pada tahun 1990-an, sekelompok astronomi yang dipimpin oleh John Kormendy menunjukkan bahwa terdapat sebuah lubang hitam supermasif di Galaksi Sombrero. Dengan menggunakan data spektrokopi dari Canada-France-Hawaii-Telecope (CFHT) dan Teleskop Antariksa Hubble, Kormendy dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa ada lubang hitam supermasif bermassa sekitar 1 miliar kali massa Matahari yang hadir di pusat galaksi M104 tersebut.
Galaksi Sombrero adalah target pengamatan favorit para astronom amatir yang memiliki teleskop. Jika anda memiliki teleskop juga, carilah lokasi yang gelap gulita, Galaksi Sombrero akan tampak terletak 11,5 derajat di sebelaj barat bintang Spica dan 5,5 derajat timur laut bintang Eta Corvi.
Meskipun galaksi ini sebenarnya bisa terlihat dengan menggunakan binokuler 7x35 atau teleskop amatir berukuran 4 inci, anda butuh sebuah teleskop berukuran minimal 8 inci untuk melihat secara jelas adanya tonjolan pada galaksi ini, dan teleksop berukuran 12 inci ( 250 atau 300 mm) unutk melihat jalur debu gelap yang mengelilingi cakramnya.
Galaksi ini sulit diamati dengan mata telanjang karena jaraknya yang jauh. Ia juga hanya memiliki magnitudo +8,0 sehingga membuatnya sangat-sangat redup.
Sumber: infoastronomy.org