Logo Eventkampus

Sejarah singkat dan Keunikan Tari Kecak

access_time | label Lainnya
Bagikan artikel ini
Sejarah singkat dan Keunikan Tari Kecak


Tari kecak salah satu jenis tari tradisional dari bali yang begitu memukau para penonton. Tari ini memang unik jika dilihat dari gerakan dan juga kemistikan dalam pertunjukan yang menjadikan tarian ini tampak begitu istimewa untuk banyak para wisatawan.

Entah itu untuk domestik atau yang dari mancanegara yang langsung bisa melihat tarian tersebut saat berkunjung di Pulau Bali. Jadi, tidak bisa dipungkiri apabila jenis tarian yang merupakan ciptaan dari Wayan Limbak ini begitu terkenal sampai dengan ke mancanegara.

Sejarah singkat Tari Kecak

Sejarah tari kecak sebenarnya juga dari ritual pemujaan masyarakat Bali kuno pada Tuhan serta pada roh leluhur yang dinamakan dengan ritual Sanghyang.

Pada acara ritual ini, para penari biasanya kondisinya sedang tidak sadar. Bahkan mereka dipercaya mampu melakukan komunikasi dengan Tuhan di dalam menyampaikan harapan-harapan serta keinginan untuk rakyatnya.

Di awal adanya jenis tari ini tercipta dengan tidak sengaja.  Yang mana sejarah tari kecak ini diambil dari sebuah tarian adat pemujaan yang populer dengan nama Shangyang.

Sanghyang juga merupakan jenis tarian tradisional Bali yang diselenggarakan pada saat upacara religi. Diantaranya seperti menolak bala dan juga untuk mengusir suatu wabah penyakit.

Setelah ada acara Sanghyang inilah, maka selanjutnya Wayang Limbak bersama dengan Walter Spies berencana untuk menciptakan sebuah gerakan tarian.  Yang mana tujuannya untuk salah satu wujud kecintaan mereka pada budaya serta kesenian Bali.

Salah satu jenis kesenian tarian ini disuguhkan oleh para penari yang duduk dengan posisi melingkar dan mereka bersama-sama kata “cak-cak-cak-cak”dengan kompak.

Lalu untuk gerakan tangan yang disajikan ketika acara pertunjukan sesungguhnya mengisahkan sebuah cerita Ramayana. Yaitu ketika ada peristiwa Dewi Shinta yang telah diculik oleh Rahwana.

Sampai pada akhirnya, dalam pertunjukan pada tari kecak ini menyuguhkan kisah pembebasan Dewi Sintha dari sang penculik yaitu dari tangan Rahwana.

Untuk mendukung cerita yang diperagakan itu, maka dalam pertunjukan tari tradisional Bali selalu ada beberapa tokoh yang disitu memerankan peran utama untuk berperan sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan juga Rahwana.

Para penari laki-laki yang menari kecak akan meneriakkan kata ‘cak cak cak’. Dari situlah nama Kecak tercipta. Selain teriakan tersebut, alunan musik Tari Kecak juga berasal dari suara kincringan yang diikatkan pada kaki penari pemeran tokoh-tokoh Ramayana. dalam lingkaran, para penari lainnnya beraksi. Mereka memainkan tarian yang diambil dari episode cerita Ramayana yang berusaha menyelamatkan Shinta dari tangan jahat Rahwana. Tak jarang, Tari Kecak juga melibatkan pengunjung yang tengah menonton aksi tarian tersebut.

Wayang Limbak bekerja keras dalam mempromosikan serta mencoba mengenalkan tari kecak sampai dengan ke mancanegara ketika tahun 70-an.

Tak hanya mengenalkan keunikan dalam pementasan tarian ini, akan tetapi untuk daerah asal dari tarian tradisional ini juga ikut populer di dunia Internasional. Dengan demikian, bisa menarik para wisatawan mancanegara agar mereka berkunjung ke Bali.

Fungsi dan Pesan moral Tari Kecak

1.BELAJAR MENGANDALKAN KEKUATAN TUHAN

Di Tari Kecak, ada adegan di mana Rama meminta pertolongan pada Dewata. Hal itu membuktikan bahwa Rama memercayai kekuatan Tuhan untuk menolong dirinya. Tari Kecak juga dipercaya sebagai salah satu ritual untuk memanggil dewi yang bisa mengusir penyakit dan melindungi warga dan kekuatan jahat. Dewi yang biasanya dipanggil dalam ritual tersebut adalah Dewi Suprabha atau Tilotama.

2.MENGANDUNG NILAI SENI TINGGI

Meskipun nggak diiringi musik atau gamelan, tapi Tari Kecak tetap terlihat indah dan kompak. Gerakan yang dibuat para penarinya bisa tetap seirama! Itulah yang membuatnya bernilai seni tinggi dan dicintai oleh para turis. Meskipun turis yang menonton Tari Kecak bukan beragama Hindu, namun mereka tetap senang menonton Tari Kecak. 

3.USAHA MELESTARIKAN KEBUDAYAAN

Pada tarian yang bermula dari upacara Sanghyang ini, ternyata ada kisah dan cerita dari awal sampai pada akhir pertunjukan. Cerita yang diperagakan dalam gerakan tari termasuk ide baru pada sebuah usaha melestarikan kebudayaan Hindu, terutama pada kisah Ramayana.

4.BANYAK PESAN MORAL

Tari Kecak memiliki cerita mendalam dan menyampaikan pesan moral untuk penontonnya. Seperti, kesetiaan Shinta pada suaminya Rama. Juga Burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Shinta dari cengkeraman Rahwana. Dari cerita itu, kita juga diajarkan agar tidak memiliki sifat buruk seperti Rahwana yang serakah dan suka mengambil milik orang lain secara paksa.

Apa sih sebenarnya Keunikan Tari Kecak ?

1.Tari Kecak mendapat Penghargaan MURI

Pada 25 Februari 2018 kemarin, Tari Kecak sempat mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indnesia) karena berhasil membuat pertunjukkan Tari Kecak di Pantai Berawa dengan penari sebanyak 5555 orang yang melibatkan siswi dan siswa Kabupaten Badung, Bali. Penilaian itu bukan hanya bicara angka yang besar. Namun karena Tari Kecak adalah tarian unik satu-satunya di Indonesia dan tidak dimiliki negara mana pun.

2.Gerakan dalam Tari Kecak

Gerakan tarian kecak yang ada pada suatu pertunjukan,  baik itu ketika diadakan di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Ubud, atau di tempat lain juga tampak seperti seseorang yang sedang melakukan suatu pemujaan ketika acara upacara Shangyang.

3.Musik pengiring Tarian Kecak

Musik pengiring yang ada pada tari kecak ini juga dinilai merupakan hal yang sangat unik. Sebab, hampir tidak ada alat musik yang dimainkan untuk dijadikan sebagai pengiring pertunjukan tarian ini.

Musik yang bisa kita dengarkan dalam sajian tarian yang merupakan khas dari Bali ini hanya terdengar dari gemerincing gelang yang dipakai pada tangan para penari. Kemudian untuk suara lain hanya terdengar langsung dari mulut para penari.






Penulis

foto rinnn
rinnn
smk bhina karya

Artikel Terkait

10 MINUMAN TERPOPULER DI BALI
04 Juli 2018

Komentar