UNS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar diskusi daring dengan tema “Mewujudkan UNS Ramah Difabel” pada Sabtu (29/8/2020) melalui aplikasi Google Meet. Acara ini menghadikan Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi selaku Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNS sekaligus Ketua Pusat Studi Disabilitas (PSD) UNS sebagai narusumber utama.
Pada awal diskusi, Prof. Munawir menjelaskan bahwa disabilitas terbagi menjadi 4 yakni disabilitas fisik seperti lumpuh layu atau kaku dan paraplegi, disabilitas intelektual misalnya
down syndrome dan tunagrahita, disabilitas mental seperti bipolar dan autis, dan disabilitas sensori seperti tunanetra dan tunarungu.
Untuk mewujudkan kampus ramah difabel, di UNS telah hadir PSD yang telah berdiri sejak tahun 1990.
“PSD LPPM UNS didirikan sejak tahun 1990 dengan nama awal Pusat Penelitian Rehabilitas dan Remidiasi atau PPRR. Dan pada tahun 2004 berubah nama menjadi PSD,” terang Prof. Munawir.
PSD menyelenggarakan pelatihan bahasa isyarat pemula dan Orientasi Mobilitas (OM) untuk memberikan keterampilan bagi UNS Difabel Voulenteer (UDV). Diharapkan, UDV yang telah mengikuti serangkaian pelatihan dapat berkontribusi bagi teman-teman difabel yang ada di UNS. Setelah mengikuti pelatihan, mereka juga akan mendapatkan sertifikat.
Selanjutnya, menyinggung UNS sebagai kampus inklusif, terdapat tiga poin penting yang perlu diperhatikan. Pertama, UNS sejak tahun 2010 memberikan mata kuliah pendidikan inklusif kepada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Hal ini bertujuan agar menjadi bekal bagi mahasiswa, karena jika sudah lulus, kemungkinan mereka akan bertemu dengan peserta didik difabel. Kedua, fasilitas di kampus sudah mempertimbangkan akses disabilitas, contohnya adalah ramp, tempat parkir dan ruang yang menggunakan huruf Braille. Terakhir, UNS menyediakan tempat-tempat ibadah semua agama, hal ini menunjukkan bahwa UNS merupakan kampus yang inklusif.
Prof. Munawir menjelaskan, sebagai kampus inklusif, tidak hanya fasilitas fisik saja yang diperhatikan, namun fasilitas non fisik juga harus ada. Contoh fasilitas non fisik adalah mindset dari sivitas akademika UNS terkait penyandang disabilitas apakah mereka bisa menerima kehadiran mereka atau tidak. Humas UNS
Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti
Sumber : https://uns.ac.id/id/uns-update/bem-uns-ajak-sivitas-akademika-uns-wujudkan-uns-ramah-difabel.html