Logo Eventkampus

Fakta VS Mitos Gerhana Bulan

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Fakta VS Mitos Gerhana Bulan
  • Pertempuran matahari vs bulan

Mitos ini berasal dari orang Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika. Dalam mitos ini dinyatakan bahwa terjadinya gerhana bulan diakibatkan oleh adanya pertempuran antar bulan dengan matahari.

  • Termakan nya bulan oleh Naga

Untuk mitos satu ini populer didaerah panda, Tiongkok. Warga Tiongkok memercayai bahwa dengan terjadinya gerhana bulan disebabkan oleh naga yang muncul dan memakan bulan hingga bulan tak terlihat dan gelap

  • Dimakannya bulan oleh sang Bhatara Kala

Dalam mitologi Jawa, Batara Kala (Kalaharu) adalah raksasa jahat yang sangat kuat. Dia selalu membunuh manusia, terutama anak-anak, dan semua orang takut padanya. Diam-diam dia terbang ke surga dan mencuri beberapa tetes air tirta amertasari, air keabadian. Batara Surya (Dewa Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan) mengetahuinya dan segera melaporkan ke Batara Guru.

Batara Guru memerintahkan Batara Wisnu (Dewa Pemelihara Alam) untuk merebut kembali tirta amertasari. Kemudian Batara Wisnu mengambil senjata ampuhnya yaitu Chakra.
Ketika Batara Kala meminum Tirta Amertasari dan baru sampai ke kerongkongannya, Batara Wisnu keburu menebas batang leher Batara Kala dengan Chakra.

Batang tubuh Batara Kala melayang jatuh ke bumi, menjelma menjadi lesung kayu. Sementara kepalanya melayang diangkasa, tetap hidup abadi karena telah terlanjur meminum tirta amertasari. Dalam waktu-waktu tertentu, kepala tersebut memakan bulan. Dan ketika gerhana buulan terjadi maka dipukul lah lesung yang merupakan jelmaan tubuh bhatara kala.

  • Pantangan untuk ibu-ibu hamil

Di Indonesia, gerhana bulan maupun gerhana matahari, merupakan pantangan bagi perempuan hamil. Gerhana dianggap memancarkan efek negatif bagi perempuan hamil tersebut.

Karena itu, perempuan yang sedang hamil diharuskan tetap berada di dalam rumah selama gerhana berlangsung,bahkan ada yang harus mengusap perutnya dengan abu untuk dapat terlindungi dari bahaya negatif gerhana bulan. Kalaupun memaksa, niscaya bayi yang dikandung akan lahir cacat. Entah itu bayi akan buta atau memiliki bibir sumbing.

  • Makanan yang terkena racun

Di India, saat gerhana matahari atau gerhana bulan berlangsung, banyak orang akan menolak makan. Mereka juga menjauhi makanan yang belum dimasak.

Hal tersebut dilakukan atas dasar kepercayaan, makanan yang dimasak saat gerhana terpapar racun. Mitos ini juga tumbuh di Jepang yang meyakini gerhana sebagai pertanda penyebar racun.

 

Diatas merupakan beberapa mitos didaerah-daerah tertentu yang berhasil saya kutip dari berbagai artikel. Dan sekarang, fakta-fakta sebenarnya yang terjadi ketika gerhana bulan merah darah..

  • Dapat Disaksikan Seluruh Indonesia

Penampakan gerhana bulan parsial (penumbra) di langit kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (8/8). Gerhana Bulan Sebagian kali ini adalah satu-satunya gerhana yang dapat dilihat dan dinikmati masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Thomas Djamaluddin mengungkapkan, gerhana bulan total akan terjadi di Indonesia. Fenomena tersebut dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

  • Gerhana Bulan Dimulai 18.48 WIB

Gerhana bulan parsial (penumbra) tampak di langit kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (8/8). Fase Gerhana Bulan Sebagian dari muncul hingga gerhana berakhir diperkirakan dimulai pukul 22.48 WIB dan berakhir 03.52 WIB.

Selain itu, Thomas Djamaluddin juga mengungkapkan gerhana bulan total akan berlangsung cukup lama. Detik-detik gerhana bulan total pun akan dimulai pada pukul 18.48 WIB.

Setelah itu, secara perlahan cahaya purnama mulai tampak dari bagian kanan bawah. Proses gerhana akan berakhir pada pukul 22.11 WIB.

  • Gerhana Unik

Gerhana matahari parsial terlihat di atas Gateway Arch, Missouri, Senin (21/8). Gerhana Matahari Total tahun ini membuat gelap sebagian wilayah Amerika Serikat yang dilintasi oleh bayangan Bulan. (AP Photo/Jeff Roberson)

Thomas Djamaluddin juga menjelaskan, gerhana bulan total kali ini sangat istimewa. Ini lantaran fenomena alam itu memiliki beragam sebutan.

Pertama yaitu Super Moon. Sebutan itu disematkan karena jarak bulan sangat dekat dengan bumi. Karena itu, purnama dan gerhana tampak lebih besar dari biasanya.

"Kemudian juga disebut Blue Moon karena ini purnama kedua pada Januari, setelah 1 Januari lalu," kata dia.

Di samping itu, gerhana bulan total juga sering disebut Blood Moon karena saat gerhana total, bulan tampak merah darah.

"Jadi gerhana bulan pada 31 Januari 2018 boleh disebut Super-Blue-Blood-Moon," kata dia.

Sumber: liputan6.com

Penulis

foto Anggun Prastiwi
Anggun Prastiwi
SMK NEGERI 2 KARANGANYAR

Komentar