Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mewisuda 1.675 lulusan sarjana dan diploma, terdiri atas 1.433 Sarjana dan 242 diploma, Rabu (17/5), di Grha Sabha Pramana. Lama studi rata-rata untuk jenjang sarjana periode wisuda kali ini adalah 4 tahun 7 bulan, sedangkan untuk diploma III, 3 tahun 2 bulan dan diploma IV 4 tahun 3 bulan. Masa studi tersingkat program sarjana diraih Zahro Kariima dari Prodi Manajemen dan Kebijakan Publik, Fisipol, yang lulus dalam waktu 3 tahun 4 bulan 5 hari. Masa studi tersingkat untuk wisudawan program diploma diraih Adab Inayah dari Prodi Ilmu Komputer dan Sistem Informasi, Sekolah Vokasi, yang lulus dalam waktu 2 tahun 6 bulan 20 hari.
Lulusan termuda untuk program sarjana diraih Alvinasari Tryardini Arifin dari Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, yang lulus pada usia 18 tahun 8 bulan 5 hari. Lalu, Allafta Balkis dari Prodi D3 Akuntansi, Sekolah Vokasi, yang lulus program diploma pada usia 19 tahun 9 bulan 26 hari.
Jumlah wisudawan yang bepredikat cumlaude untuk program sarjana sebanyak 571 orang sedangkan untuk program diploma sebanyak 98 orang. Adapun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata lulusan sarjana adalah 3,37, lalu diploma 3,38 sedangkan diploma IV adalah 3,13. Peraih IPK tertinggi untuk program sarjana adalah Maria Fransiska Pudjohartono dari Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, yang lulus dengan IPK 4,00. Sedangkan IPK tertinggi untuk jenjang diploma diraih oleh Fatmah dari D3 Rekam Medis, Sekolah Vokasi, yang lulus dengan IPK 3,98.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat pada para wisudawan yang berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana dan diploma. Ia berharap agar para wisudawan mampu meningkatkan prestasi yang lebih gemilang lagi di masa mendatang serta memberika kontribusi optimal di tengah masyarakat, bangsa dan negara. “Kami dari keluarga besar UGM sangat bangga melepas saudara dengan doa, semoga Anda semua bisa melaksanakan tugas dengan baik untuk memberikan manfaat besar bagi nusa dan bangsa,” kata Rektor.
Kepada para wisudawan, Rektor berpesan untuk meniru semangat dan gagasan kebangkitan nasional yang digelorakan oleh organisasi pemuda Budi Utomo yang didirikan Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA lebih dari satu abad yang lalu. Menurut Rektor, semangat para pemuda tersebut masih relevan di era abad ke-21 sekarang ini meski teknologi informasi sudah semakin canggih dan fasilitas pembelajaran makin lengkap. “Budi Utomo menginspirasi kita untuk selalu memiliki gagasan yang visioner yang berorientasi pada masyarakat luas, tidak memikirkan nasib kita sendiri, kelompok maupun golongan. Apabila kita masih memikirkan kepentingan sendiri, hal itu sangat disayangkan, artinya kita mengalami evolusi mundur satu abad ke belakang,” teranganya.
Di tengah hiruk pikuk isu ancaman kebinekaan, kata Rektor, para pemuda dan seluruh elemen masyarakat perlu terus menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan untuk menjaga keutuhan NKRI. “Kita harus gelorakan semangat nasionalisme dan jiwa persatuan, satu semangat bahwa kita hidup dalam bingkai NKRI, hidup berdaulat tidak mau didikte oleh bangsa manapun,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Mega-Bani)
Sumber : ugm.ac.id