Keanekaragaman budaya bangsa Indonesia merupakan ciri khas unik negara yang harusnya dapat menjadi landasan pembangunan negara.
Sebagai bangsa, kita harus mengenal watak dan karakter kita, baik kekuatan maupun kelemahannnya. Untuk itu, peranan Ilmu Antropologi menjadi sangat penting.
“Studi Antropologi dapat kita gunakan sebagai landasan untuk membangun bangsa, yang titik tolaknya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya,” ujar Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono.
Prof. Farida Hatta mengatakan hal tersebut dalam kegiatan Purnabhakti Guru Besar Departemen Antropologi yang berlangsung pada Selasa (23/5/2017) di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.
Dalam acara tersebut, ia membacakan pidato yang berjudul “‘Membangun Manusia dan Kemanusiaan: Antropologi dan Tantangan Pembangunan Nasional” yang membicarakan masalah peranan Ilmu Antropologi dalam membangun bangsa.
Menurutnya, Ilmu Antropologi seharusnya dapat menjaga kerukunan nasional, terutama dalam kultur pluralisme dan multikulturalisme yang ada di Indonesia.
“Antropologi Indonesia harus mampu mentransformasikan kebhinekaan menjadi ketunggalikaan, membentuk rasa bersama keIndonesiaan, dan memperkokoh kohesi nasional,” tambahnya.
Selain itu, Ilmu Antropologi harusnya juga bisa memberikan landasan yang kuat tentang proses pembangunan yang tidak mengusik tata hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan alamnya.
Manusia dan alam lingkungannya seharusnya dapat menyatu dalam proses yang koheren dan seimbang melalui pelaksanaan kearifan lokal budaya setempat.
Ilmu Antropologi dapat memberikan pemahaman tersebut ke banyak orang, sehingga budaya dan kearifan lokal tidak diabaikan dalam pelaksanaan proses pembangunan bangsa.
Peranan Ilmu Antropologi yang lain adalah dalam mencerdaskan sumber daya manusia bangsa, sehingga dapat memahami suatu masalah dengan lebih holistik dan menyeluruh, tidak berpandangan sempit.
Selain Prof. Farida Hatta, dalam kegiatan purnabhakti ini juga terdapat dua profesor lain yang membawakan pidato ilmiah mereka masing-masing.
Prof. Dr. S. Boedhisantoso hadir dengan pidatonya yang berjudul “Perubahan Sosial dan Dampaknya”, dan Prof. Dr. Amri Marzali dengan pidatonya yang berjudul “Budaya dan Peradaban Indonesia”
Penulis: Humas-FISIP UI
Sumber : ui.ac.id