Logo Eventkampus

PSPD UGM dan ASEAN Nagoya Club Dorong Tata Kelola Perdagangan Inklusif Indonesia-Jepang

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
PSPD UGM dan ASEAN Nagoya Club Dorong Tata Kelola Perdagangan Inklusif Indonesia-Jepang

Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM (PSPD UGM) dan ASEAN Nagoya Club (ANC) menandatangani nota kesepahaman kerja sama untuk mendorong tata kelola perdagangan inklusif antara Indonesia dengan Jepang, Kamis (24/10).

Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Presiden ANC, Takashi Ori, dan Presiden ANC JAPAN CO., LTD Hisaya Matsuhisa.

“Kehormatan bagi kami untuk menerima kehadiran delegasi dari ANC untuk menjalin kerja sama dengan UGM,” ucap Rektor UGM.

Kerja sama antara UGM dengan dengan Jepang, tutur Rektor, telah terjalin dengan baik, terutama dengan berbagai perguruan tinggi di Jepang. Ia berharap kolaborasi baru yang diinisiasi antara kedua institusi ini dapat memberikan kontribusi yang nyata baik bagi UGM maupun bagi ANC, juga secara khusus terhadap kemajuan perekonomian di Indonesia.

“Mohon teman-teman di PSPD bisa melibatkan teman-teman dari daerah, terutama bagaimana kita mengembangkan IKM untuk lebih berdaya saing dan menghasilkan produk-produk yang bisa memasuki pasar dunia,” tuturnya.

Dalam kerja sama ini, PSPD dan ANC akan melakukan sejumlah kegiatan dalam mendorong tata kelola perdagangan inklusif di antara kedua negara. Kegiatan tersebut antara lain pelatihan Bahasa Jepang untuk profesional, pengembangan eskursi perdagangan, dan riset kolaboratif tentang tata kelola klaster bisnis.

Di samping itu, PSPD dan ANC JAPAN CO.,LTD juga bekerja sama membangun informasi karier dan rekrutmen tenaga kerja. Kerja sama ini diimplementasikan dengan pelaksanaan Japan Business Culture Briefing Program pada 24 Oktober 2019.

Dalam kesempatan ini, Presiden ASEAN Nagoya Club mengungkapkan apresiasinya terhadap kerja sama yang baik yang diberikan oleh UGM. ANC, ujarnya, sebelumnya telah memiliki kerja sama dengan beberapa pemerintah kabupaten di Indonesia. Kerja sama dengan UGM menjadi kerja sama pertama yang dijalin dengan institusi perguruan tinggi di Indonesia.

“Kami sudah banyak kerja sama dengan pemerintah daerah, tapi kerja sama dengan universitas, apalagi salah satu universitas terbaik di Indonesia, ini baru yang pertama kali. Jadi, ini hari yang bersejarah bagi kami,” kata Takashi.

Sementara itu, Kepala PSPD UGM, Dr. Riza Noer Arfani, mengungkapkan bahwa kerja sama dengan ANC ini sejalan dengan program Trade Labs yang diusung oleh PSPD UGM.

“Kami berkeinginan menjadi sebuah knowledge hub yang bisa menghubungkan akademisi, perusahaan, pemerintah, UMKM, dan organisasi masyarakat sipil,” ujarnya.

Riza menambahkan kerja sama dengan ANC bersifat strategis karena bisa menjadi batu pijakan bagi UMKM untuk go international.

“Kerja sama ini harus bisa dimanfaatkan UMKM untuk menjajaki pasar di Jepang ataupun berkolaborasi dengan UMKM dari Jepang”, pungkasnya.

Dalam acara ini, Direktur ANC, Hisaya Matsuhisa, dan Penasihat ANC, Dr. Indra Kesuma Nasution, turut menjelaskan budaya bisnis di Jepang. Peserta Briefing Program yang merupakan Mahasiswa FEB, FISIPOL, FT, dan FMIPA UGM juga berkesempatan untuk mengikuti rekrutmen program magang di perusahaan-perusahaan Jepang yang berafiliasi dengan ANC. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)



Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/18619-pspd-ugm-dan-asean-nagoya-club-dorong-tata-kelola-perdagangan-inklusif-indonesia-jepang

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Sivitas Akademika UGM Kenakan Baju Daerah
25 Oktober 2019
Mahasiswa FTP UGM Juara II Kompetisi Mahasiswa Teknik Pertanian Tingkat ASEAN
29 Oktober 2019
Penerima Dosen Saintek Berprestasi Tekankan Pentingnya Hilirisasi Riset
01 November 2019
Deteksi Dini dan Penanganan yang Benar Penting untuk Atasi Kanker
06 Februari 2020
Tim UGM Raih Tiga Penghargaan Asian Youth Innovation Awards
10 Maret 2020
Indonesia Kaya Tanaman Penghambat Perkembangan SARS-CoV-2
31 Maret 2020

Komentar