Logo Eventkampus

UGM Bantu Petani Tetap Panen Meski Musim Kemarau

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
UGM Bantu Petani Tetap Panen Meski Musim Kemarau

Musim kemarau berkepanjangan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian. Berbagai jenis tanaman tidak bisa tumbuh atau tidak menghasilkan produksi yang baik karena pasokan air yang minim dan banyak sumber irigasi mengalami kekeringan.

Namun, salah satu desa di Lamongan tetap mendapatkan produksi yang baik. Tanaman melon yang ditanam para petani mendapat perlakuan pupuk hasil penelitian Departemen Mikrobiologi Pertanian dengan pendampingan dari Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat, khususnya melalui kegiatan KKN-PPM.

“Saya dikabari oleh petani, melon mereka berbuah besar-besar walaupun masih kemarau dan kondisinya kering sekali. Mereka senang sekali, biasanya tidak bisa seperti itu,” tutur Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Prof. Ir. Irwan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. saat diwawancara Selasa (29/10).

Petani tersebut mengaku mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada musim kemarau, ia biasanya harus menyiram tanaman dua kali dalam sehari, pada pagi dan sore hari, namun buah yang dihasilkan lebih kecil dan sedikit.

Namun, setelah mendapat pendampingan ini ia hanya perlu menyirami tanaman sekali dalam sehari dan mendapat hasil yang lebih besar.

Tanaman para petani ini, ujarnya, diberi perlakuan dengan pupuk khusus yang mengandung Basilus serta Mikoriza. Perlakuan ini sebelumnya juga pernah diterapkan pada tanaman cabe di Cangkringan dan memberikan manfaat yang besar bagi produksi pertanian.

“Kami sudah mencoba untuk cabe di Cangkringan dan di Lamongan ini diterapkan untuk melon ternyata hasilnya bagus juga,” imbuhnya.

Kerja sama UGM dengan para petani di Lamongan, jelasnya, dimulai ketika salah satu petani menemuinya pada tahun lalu dan mengundangnya untuk melihat kondisi pertanian di desanya. Setelah mengidentifikasi persoalan yang dihadapi petani, UGM mulai memperkenalkan intervensi pupuk melalui dosen yang dikirimkan ke desa tersebut.

“Kami memulai dengan mengirim staf, lalu dilanjutkan dengan menempatkan mahasiswa KKN di sana,” kata Irfan.

Ia menambahkan, program pendampingan bagi para petani akan dilanjutkan dan terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang dengan menambahkan kegiatan pembinaan untuk proses produksi dengan introduksi bibit yang dikembangkan oleh Fakultas Biologi UGM, serta proses pemasaran produk untuk menarik pasar agar dapat membeli secara langsung produk-produk dari para petani.

“Mahasiswa-mahasiswa kita bisa mengajarkan bagaimana agar petani ini bisa menjual produk melalui e-commerce, memanfaatkan internet dan media sosial agar orang-orang mengetahui produk dari desa ini,” ucapnya. (Humas UGM/Gloria)

 


Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/18646-ugm-bantu-petani-tetap-panen-meski-musim-kemarau

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Fapet UGM Pecahkan Rekor MURI Makan Sate Klathak Kategori Tusuk Terbanyak
13 November 2019
Sistem Pendidikan di Denmark dan Finlandia Jadi Rujukan Bangsa Lain
19 November 2019
Tim Peneliti UGM Kembangkan Prototipe Baterai Nuklir
25 November 2019
Komitmen UGM Menjadi Kampus Inklusi Tahun 2020
03 Desember 2019
Urgensi Optimalisasi Prediksi Cuaca
12 Desember 2019
Penerima Beasiswa Diharapkan Dongkrak Reputasi UGM
17 Desember 2019

Komentar