Ialah Danar Adi Irfanto, Muhammad Taufiq Fathurrahman, Alem Reyhan Savero Saputra, Fitricia Putri Rizki Ricinsi, dan Muhammad Rifki Abdilla yang berhasil mengharumkan nama ITS di kompetisi internasional. Kompetisi ini merupakan bagian dari kegiatan Indonesia Inventors Day 2019 yang digelar oleh Indonesia Invention and Innovation Promotion Association (Innopa).
Terdapat 20 kategori yang dilombakan dalam Ajang WINTEX kali ini. Ajang yang dilombakan ini menitikberatkan pada pameran karya dan visualisasi dari produk inovasi yang dibuat. “Tim kami sendiri berusaha mengembangkan prototipe dengan mengambil kategori power and electricity,” ujar Danar Adi Irfanto sebagai perwakilan dari tim ini.
Secara sederhana, Danar, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa SEAFERS merupakan sebuah desain pembangkit listrik terapung yang memanfaatkan energi baru terbarukan dalam konversi energinya. Pada produk inovasi ini memanfaatkan konversi energi arus laut menjadi energi listrik. Dari segi inovasi, Danar dan tim merancang desain pembangkit listrik yang mampu mengapung dengan struktur semi submersible. “Struktur itu mampu membuat pembangkit ini stabil pada gelombang yang kuat dan laut yang dalam,” terangnya.
Pembangkit listrik ini juga dilengkapi dengan lima buah turbin yang memiliki fungsi berbeda. Satu turbin bernama gorlov helical turbine untuk mengkonversikan arus laut menjadi listrik dan empat sisanya adalah savonius wind turbine yang berfungsi untuk mengkonversikan listrik dari tenaga angin.
Nantinya pembangkit listrik ini akan diterapkan di Selat Capalulu Provinsi Maluku Utara yang memiliki potensi menjanjikan. Pasalnya kecepatan arus laut disana mencapai 5 meter per detik dengan kecepatan anginnya yang mencapai 8 meter per detik. Selain itu, rasio elektrifikasi di Maluku Utara juga tergolong cukup rendah dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. “Dengan adanya potensi tersebut, pembangkit listrik kami ini nanti akan menghasilkan daya hingga 5353,335 kilowatt (kW),” ujar mahasiswa angkatan 2016 tersebut.
Ia juga menjelaskan bahwa sebenarnya inovasi yang dibuat ini merupakan hasil riset lanjutan. Pada riset yang dilakukan sebelumnya, Danar dan tim sudah mengarahkan penelitian pada pemanfaatan gelombang laut. Namun, setelah melihat karakteristik selat yang ada disana, dirasa tidak cocok untuk penerapan oscillating wave column atau penerapan energi dari isolasi air laut. “Akhirnya fokus produk inovasi SEAFERS ini hanya menggunakan arus laut dan anginnya saja,” tambahnya.
Ditanya soal keunggulan dari produk yang dibuat, Danar mengungkapkan bahwa SEAFERS memiliki desain dan gagasan yang menarik serta futuristik. Selain itu, keunggulan lain dari SEAFERS adalah adanya studi kelayakan ekonomi yang disusun dengan detail dan runtut berdasarkan hitungan rill dan hitungan masa depan. “Keunggulan itulah yang menjadi sebuah pembeda dari karya inovasi lainnya,” katanya.
Kedepannya, ia berharap agar mahasiswa ITS bisa memiliki semangat yang tinggi untuk menciptakan berbagai inovasi terutama di bidang energi baru terbarukan. Ia juga berharap produk yang dibuatnya ini bisa dikembangkan lebih lanjut lagi. “Nantinya, kami Ingin mendalami riset lebih dalam lagi serta merancang inovasi pada platform-platform lain untuk dilombakan di level internasional,” pungkasnya. (lut/bel)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2019/10/31/kembangkan-seafers-mahasiswa-its-sabet-medali-emas/