Fakultas Peternakan UGM berhasil memecahkan rekor MURI untuk sajian Sate Klathak terbanyak yakni 10.011 tusuk sate yang dikonsumsi oleh 1.969 orang pada Minggu (10/11). Rekor ini juga telah dicatat MURI sebagai rekor dunia. Pemecahan rekor ini termasuk rangkaian kegiatan untuk memeriahkan ulang tahun emas ke-50 Fapet UGM atau Lustrum X.
Jumlah dari pemecahan rekor muri tadi yakni dari jumlah sate yang disajikan serta peserta yang terlibat sengaja ditentukan sedemikian rupa. Hal itu agar angka tersebut sengaja dibuat untuk merepresentasikan tanggal lahir dari Fapet UGM yakni 10 November 1969.
Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng., menyampaikan bahwa pemilihan Sate Klathak sebagai sajian yang dipecahkan rekornya didasarkan atas keunikannya. Keunikan tersebut, menurutnya, terletak pada fakta bahwa Sate Klathak merupakan kuliner identik dengan Jogja selain Bakpia dan Gudeg.
Tidak hanya itu, Agus menerangkan bahwa sate ini juga terbilang sehat dan menyehatkan. Hal itu karena dalam penyajiannya lemak dari kambing atau domba yang dipakai sebagai bahan utama sate ini dihilangkan sehingga kandungannya benar daging murni.
“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Perserikatan Peternak Kambing dan Domba Yogyakarta (PPKDY), melalui acara ini, ingin memperkenalkan Sate Klathak sebagai kuliner khas Jogja tadi kepada masyarakat Indonesia, bahkan dunia, ” paparnya.
Dengan semakin dikenalnya Sate Klathak, Agus menyebut bahwa hal itu akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jogja. “Dampak positif akan dirasakan dalam bidang pariwisata serta ekonomi. Semakin dikenalnya sate ini berarti semakin banyak konsumsinya pula. Hal itu berarti pula meningkatnya usaha di bidang peternakan kambing dan domba sebagai bahan dasarnya. Peningkatan akan terjadi pula bagi mata rantai bisnis turunannya,” paparnya.
Selain itu, Agus juga menyebut dari sisi kesehatan juga akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya konsumsi Sate Klathak. Kandungan Sate Klathak daging murni akan membantu peningkatan konsumsi protein hewani dari penikmatnya. Protein tersebut penting bagi kesehatan, utamanya bagi pertumbuhan anak sehingga bisa menghindari terjadinya stunting. Agus menyebut bahwa hal ini sesuai dengan tema Lustrum X ini yakni “Mempromosikan Konsumsi Protein Hewani”.
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., Rektor UGM, menyatakan apresiasinya terhadap prestasi Fapet UGM ini. Melaui acara ini, menurutnya, Fapet UGM telah membantu menguatkan ketahanan pangan negara. “Kekurangan gizi menjadi salah satu masalah di Indonesia. Dengan semangat dirgahayu yang ke-50 Fapet UGM, saya harap ke depannya akan semakin berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan inovasi-inovasinya di bidang ternak dan pangan,” kata Panut. (Humas UGM/Hakam;foto: Fapet UGM)