Ribuan alumni Universitas Gadjah Mada dan masyarakat umum berkumpul di pagelaran Keraton Yogyakarta, Minggu (15/12). Mereka mengenakan busana baju adat daerah dan baju pejuang kemerdekaan. Salah satunya Ganjar Pranowo selaku ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) ini bersama sang istri sengaja memilih mengenakan kostum wayang lengkap dengan senjata panahnya.
“Saya harus bangun jam setengah empat pagi untuk mengenakan busana ini,” kata Ganjar.
Meski harus bangun lebih bagi untuk rias wajah dan busana, Ganjar mengaku senang bisa mengikuti kegiatan Nitilaku tersebut yang menurutnya tidak hanya mengenang kembali jasa keraton dalam membesarkan kampus UGM saat-saat awal berdiri di tengah masa mempertahankan kemerdekaan. Namun, juga menjadi ajang untuk berkumpulnya para alumni yang tersebar dari seluruh Indonesia hingga luar negeri.
Mengenakan busana daerah ini, menurut Ganjar, sebagai bagian untuk mengingatkan para alumni UGM lainnya untuk melestarikan budaya. “Lewat kebudayaan ini sebagai tata nilai yang kita pegang, sekaligus bisa dipakai untuk menjalin relasi sosial dan politik, sebab lewat budaya interaksinya jadi lebih enak,” ujarnya.
Meski kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, menurut Ganjar , di setiap kegiatan ada sesuatu yang baru dan berbeda. Ia menuturkan Nitilaku kali ini diikuti berbagai komunitas baru dalam Kagama. “Ada komunitas keris, komunitas tari beksan dan sebagainya yang ikut tampil. Suasana seperti ini selalu dirindukan,” ujarnya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., memberikan apresiasi kepada seluruh alumni yang ikut memeriahkan kegiatan Nitilaku untuk mengenang jasa keraton dalam pengembangan kampus UGM hingga menjadi sekarang ini. “Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa UGM dulunya dimulai dari pagelaran keraton,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor mengimbau agar para alumni dengan segala posisinya tetap memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. “Para alumni pada posisinya masing-masing bisa memberikan kontribusi dan sumbangan bagi bangsa dan negara,” katanya.
Kegiatan Nitilaku yang digelar untuk memeriahkan Dies UGM ke-70 ini diikuti ribuan peserta yang umumnya mengenakan busana adat daerah sekaligus menampilkan kesenian daerah masing-masing. Mereka berjalan dari lapangan alun-alun utara menuju kampus bulaksumur melalui rute pagelaran Keraton- Malioboro- Tugu- Jetis hingga Bulaksumur. Di depan gang sepanjang jalan yang mereka lalui disediakan jajanan pasar dan minuman yang bisa dinikmati para peserta nitilaku secara gratis. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/18849-ribuan-alumni-ikuti-pawai-budaya-nitilaku