Logo Eventkampus

Bhinneka Tunggal Duka

access_time | label Lainnya
Bagikan artikel ini
Bhinneka Tunggal Duka

"AKANKAH BHINNEKA TUNGGAL IKA BERGANTI BHINNEKA TINGGAL DUKA?"




Represifitas dan rasisme yang terjadi pada masyarakat Papua bukanlah sebuah kasus yang baru. Koflik Papua adalah fenomena spiral kekerasan yang sudah seharusnya diputus mata rantainya.


Menelisik lebih jauh kasus meluasnya kekerasan yang berhulu dari Jawa Timur menuju Manokwari, Makassar dan berbagai wilayah lain di Indonesia sudah seharusnya membuat pemerintah belajar bahwa "kekerasan akan berbuah kekeraan pula". Pendekatan represif yang dilancarkan pemerintah dinilai tidak mampu menyelesaikan dan bahkan justru melanggengkan konflik itu sendiri. Lebih-lebih ditambah dengan pendekatan militeristik yang semakin memperkeruh keadaan ditanah Papua


Sudah saatnya kita ungkap bersama. Jangan takut dan jangan coba sembunyi-sembunyi !! pepatah bijak mengatakan "takkan ada kepercayaan tanpa ada keterbukaan". Bukankah kita semua, masyarakat Indonesia semakin bertanya-tanya? mengapa Papua dibatasi akses medianya ? Mengapa Internet ditutup disana? Bagaimana keadaan disana dan sejarah apa yang dulu ada pada tanah ini? sekali lagi, apa yang sedang disembunyikan penguasa kita? ayolah hadapi semua dengan keterbukaan di usia Indonesia yang mulai dewasa ini.



Sudah saatnya pula para penguasa, pemangku kebijakan mencari pendekatan lain yang lebih humanis untuk saudara kita di Papua. Kita semua pasti pernah mendengar wasiat dari presiden ke-4 kita Gus Dur bilamana beliau mewasiatkan bahwa "Bendera bintang kejora boleh saja berkibar, asalkan jangan lebih tingi dari sang saka merah putih". tentu bukan keinginan kita semua bila Papua akan memisahkan diri dari Indonesia seperti yang terjadi dulu pada Timo timur. Tapi bilamana pendekatan seperti itu terus saja dilakukan bukan tak mungkin ketakutan kita akan benar-benar terjadi dan nyata.


Cara terbaik adalah dengan membuka dialog untuk mencari jalan terbaik yang jauh lebih humanis untuk saudara kita ditanah Papua. Bukan hanya dengan para elitnya saja tapi juga dengan para pemudanya yang disana, yang dikota rantau, dengar keluh kesah mereka, beri solusi kegusaran yang terjadi, jangan hanya diam dan sembunyi seolah semua baik-baik saja


Tindak tegas para pelaku rasisme, diskriminatif dan para pelanggar HAM. tunjukkan bahwa negara ini hadir untuk seluruh lapisan masyarakatnya bukan dengan senjata, tapi dengan keadilan dan keberpihakan pada kemanusiaan diseluruh tanah air Indonesia

Penulis

foto Satriyo Wahyu
Satriyo Wahyu
Saya Satriyo Wahyu mahasiswa teknik elektro semester 4 universitas jember. Saya sangat intens sekali memfollow up informasi beasiswa entah yang berupa biaya pendidikan ataupun sekedar pendampingan mentoring saja. Alasan saya aktif mencari informasi seperti ini tidak lain hanya untuk membuat biaya pendidikan saya tidak lagi menjadi beban orangtua karena mereka sudah tidak lagi bekerja setelah sakit stroke yang diderita. Besar harapan saya untuk menjadi kandidat penerima beasiswa manapun terutama

Artikel Terkait

Sepak Terjang dalam Melenyapkan Perilaku Korupsi
20 Juni 2017
MANUSIA PANCASILA : CERMINAN PENGAKTUALISASIAN NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI LANDASAN MULTIKULTURALI
20 Juni 2017
Dinacom (Dinus Application Competition) 2018
27 Januari 2018

Komentar