Logo Eventkampus

Monumen joko songo

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Monumen joko songo

Dikesempatan kali ini saya akan menberikan infirmasi mengenai monumen joko songo.

Pemuda joko songo

peristiwa joko Songo yakni gugurnya 9 tentara pelajar dalam membela tanah air tidak lepas dari nama GKR Bambang Hadijokowaluyo yang dikenal oleh lingkungannya dengan sebutan mas Yadi. Beliau termasuk dalam 9 tentara pelajar korban yang tewas, 3 diantaranya adalah kerabat keraton Solo dan Jogja. Maka dari itu pihak keraton berinisiatif mendirikan tugu monumen peristiwa Djoko Songo (meninggalnya 9 perjaka) di daerah Solo dan Surakarta. Baru pada tahun 1955 pemerintah berinisiatif memindahkan makam para pahlawan termasuk beliau ke area Taman Makam Pahlawan Karanganyar.Saat peristiwa itu beliau berusia sekitar 20 tahunan, sedangkan peristiwa itu terjadi pada masa transisi perebutan kembali Indonesia dari pemerintah Jepang oleh pihak sekutu yang diboncengi Belanda.Saat kejadian beliau bersama 15 orang tentara pelajar lainnya hendak pulang ke kamp perjuangan Indonesia, robongan beliau melewati daerah matesih (sekarang pasar Matesih). Rombongan tersebut sempat bertemu dengan pasukan Belanda. Terjadi baku tembak sengit yang berlangsung selama 30 menit. Akhirnya pasukan tentara pelajar berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Rupanya pasukan Belanda yang tersisa sempat mengontak markas pusatnya di Surakarta meminta bantuan personil, Beliau yang saat itu menjadi komandan peleton tentara pelajar Divisi 1 tidak langsung beranjak pergi dari lokasi namun tinggal sementara di Matesih untuk mengamankan keadaan yang saat itu sedang rusuh.Setelah keadaan sedikit tertanggulangi, beliau dan pasukan tentara pelajar lainnya melanjutkan perjalanan melewati karangpandan. Saat itulah terjadi pengepungan oleh personel Belanda yang menurunkan 5 Brigade. Walaupun kalah jumlah 16 orang tentara pelajar melawan sekitar 300 personel Belanda bersenjata lengkap, namun tentara pelajar terus mengadakan perlawanan.7 orang tentara pelajar berhasil meloloskan diri dan selamat dari kepungan tentara Belanda. Sisanya 9 orang termasuk Beliau bertahan di KALI SWALUH sebagai benteng brigade. Belanda tidak hilang akal serdadu Belanda meneropong jika mereka melihat sasaran pesawat terbang mereka akan merendah di sekitar sasaran, dengan segera daerah itu akan di bom dan dijatuhi tembakan yang bertubi-tubi. Begitu pula dengan kesembilan Tentara Pelajar yang bersembunyi mereka segera dihujani tembakan, sehingga dalam waktu yang bersamaan kesembilan jejaka itu mati bersama di tempat yang sama termasuk beliau.Akhirnya kesembilan jenazah itu dibawa ke poliklinik matesih yang sekarang bernama PUKESMAS MATESIH, Hanya dengan diusung menggunakan bambu beratas tikar. Kemudian dimakamkan disekitar pasar Matesih.Pada tahun 1955, 9 pahlawan yang dimakamkan di selatan pasar matesih di pindah ke Taman Makam Pahlawan Karanganyar.merupakan tempat kumpulan pahlawan se-Karanganyar yang merupakan pahlawan yang di kenal.Daftar Tentara Pelajar yang Gugur di daerah Matesih dan sekitarnya pada perang Mempertahankan Kemerdekaan.1. Lakstoto2. Moeryoto3. Roesman Lilik4. Soepriyadi5. Soenarto6. Slamet7. Soekoto8. Salam Hasyim9. Waloeyo (GKR Bambang Hadijokowaluyo - mas yadi)Oleh pihak keraton beliau mendapatkan penghormatan dan masuk dalam pahlawan keraton yang membela bangsa. Beliau meninggal di usia yang masih muda. Prinsip dan keinginan beliau untuk membela tanah air menjadi dasar bagi pihak keraton Hamengkubuwono dan Pakualam selanjutnya untuk ikut terus berjuang membela tanah air. Nama beliau masih dikenang sampai hari ini sebagai salah satu dari kerabat keraton yang gugur dan sebagai salah satu pejuang Tentara Pelajar yang berjuang sampai titik darah penghabisan.Jika anda berkunjung ke Solo dan melihat tugu Djoko Songo disitu tertulis :Kami 9 pemuda mati mudaKami yang menolak penjajahan bangsa atas bangsaDan kami gugur di tengah perang kemerdekaan bangsaKami rela mati mudaDemi kekalnya Merah Putih Bendera PusakaBiarlah Kami matiAsalkan Meninggalkan artiAyo Pemuda Pelajar generasi MudaTeruskan Garis-garis PengorbananKebaktian Kami demi KeagunganHari depan Tanah kelahiran Kita iniUntuk Kemakmuran, Keadilan dan Kokohnya persatuan RakyatIndonesia Semesta yang dibakar Semangat JuangYang dijadikan api nilai PancasilaYang Dilandasi UUD 1945Dan yang di Ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian sedikit informasi yang dapat dapat saya sampaikan terima kasih atas kunjungan kalian :v

Penulis

foto Alfajri nur huda
Alfajri nur huda
Alfajri itu ya saya ini

Artikel Terkait

ASAL USUL RAWA PENING
27 Februari 2020
Sejarah candi cetho
27 Februari 2020
Sejarah kota karanganyar
28 Februari 2020
Sejarah singkat kerajaan mataram
28 Februari 2020
Sejarah Manusia Purba
28 Februari 2020
Sejarah Monumen Palagan Ambarawa
13 Maret 2020

Komentar