Logo Eventkampus

Ocean FarmITS, Akuakultur Rangkap Ekowisata Bahari di Lepas Pantai

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Ocean FarmITS, Akuakultur Rangkap Ekowisata Bahari di Lepas Pantai

Mengonsep Ocean FarmITS, Nur Syahroni ST MT PhD, salah satu tim dosen memaparkan bahwa terobosan inovatif ini berangkat dari masalah penurunan hasil tangkap nelayan di sekitar Teluk Sidoasri, Malang. Lokasi yang akan diletakkan Karamba Jaring Apung (KJA) ini, menurutnya, berpotensi untuk budidaya ikan laut besar.

“Bukan sembarang bangunan akuakultur di tengah laut, Ocean FarmITS dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menjadi wisata bahari seperti hotel di bagian atas bangunan,” terang dosen yang biasa disapa Roni ini.

Selain dari aspek pariwisata, lanjut Roni, Ocean FarmITS juga dirancang dengan mempertimbangkan masalah lingkungan akibat pencemaran sisa pakan ikan hasil budidaya. Tidak heran, proyek yang dirancang di lepas pantai (offshore) juga mampu bertahan stabil menghadapi kondisi yang terbilang ekstrem. “Ditambah lagi, bangunan offshore seperti ini merupakan ilmu utama yang dipelajari di departemen kami (Teknik Kelautan ITS, red),” ujarnya.

Dosen pengampu mata kuliah Dinamika Struktur ini menjelaskan bahwa proyek ini merupakan lanjutan dari rintisan Pusat Studi Kelautan ITS sebelumnya. Roni, yang kala itu memimpin pusat studi tersebut, mulai menggagas proyek ini bersama rekan jurusannya pada 2016 dan berhasil masuk ke tahap perancangan pada 2017. “Karena (Ocean FarmITS) ini perlu andil multidisiplin keilmuan, maka digarap oleh beberapa departemen di bawah pusat studi tersebut,” ungkapnya.

Kolaborasi antara Teknik Kelautan, Biologi, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual (DKV), dan Teknik Industri ini digadang-gadang Roni mampu menjadi salah satu karya unggulan ITS. Tidak tanggung-tanggung, hingga soft launching bangunan pada 23 Februari lalu di Malang, yang turut disokong oleh PT Pertamina ini saja sudah menghabiskan dana sekitar Rp 1,3 miliar.

Roni dan tim percaya jika proyek ini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi ITS, tetapi juga masyarakat sekitar. Konsep budidaya dan wisata yang ditonjolkan, ditargetkan harus melibatkan masyarakat di wilayah sekitar pantai (Sidoasri). Melihat potensi lokasi yang besar akan tetapi masih terpencil, Roni berharap agar proyek ini dapat menjadi daya tarik wisatawan. “Sehingga perekonomian masyarakat dapat semakin baik,” imbuhnya berharap.

Proses pendaftaran Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dari proyek ini sendiri sudah dilakukan oleh Roni dan tim. Tidak hanya itu, mereka juga sedang mengurus pendaftaran desain industri produk dan merek dagang atas nama Ocean FarmITS. “Setelah ini selesai, kami juga akan mendaftarkan paten atas beberapa komponen yang ada di dalam bangunan terapung ini,” jelasnya.

Saat ini, Ocean FarmITS sedang menunggu penyelesaian proses fabrikasi komponen. Setelah itu, komponen akan dirakit di pantai dekat lokasi dan dibawa langsung ke titik yang sudah ditentukan. Menurut Roni, pada April mendatang, KJA akan di-launching kepada publik. Setelah resmi dapat digunakan, struktur ini diharapkan tidak hanya digunakan oleh wisatawan dan masyarakat sekitar. “Namun juga dapat menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa,” tandasnya. (dik/HUMAS ITS)



Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/03/05/ocean-farmits-akuakultur-rangkap-ekowisata-bahari-di-lepas-pantai/

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

ITS Tantang SDM Salurkan Ide Inovatif Lewat ITSProvement
31 Oktober 2019
Peduli Pendidikan, IKA-ITS Sediakan Beasiswa Bagi Mahasiswa ITS
15 November 2019
Tekan Penyebaran Covid-19, Mahasiswa ITS Gagas Teknologi Co-Saber
05 Oktober 2020
Teliti Keberlanjutan Ekologis Kawasan Mangrove Gunung Anyar dengan R Software
26 Oktober 2020
Kolaborasi ITS dan Kemenkominfo Menyongsong Revolusi Industri 4.0
08 Maret 2021
ITS GE Bagikan Tips untuk Mahasiswa Internasional Pascasarjana
31 Maret 2021

Komentar