Logo Eventkampus

Kurangi Pencemaran, Doktor ITS Manfaatkan Fly Ash untuk Perkuat Beton

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Kurangi Pencemaran, Doktor ITS Manfaatkan Fly Ash untuk Perkuat Beton

Disertasi berjudul Very-High Volume Fly Ash (VHVFA) Cement dengan Aktivator Alkali Terkombinasi tersebut berhasil dipresentasikan dalam sidang terbuka promosi doktor di Departemen Teknik Sipil ITS, minggu lalu. Penumpukan fly ash tersebut tentu saja dapat mencemari lingkungan sekitar. Karena itu, dalam penelitiannya tersebut, Wiwik berupaya untuk mengurangi penumpukan yang ada.

Dalam penelitiannya, Wiwik memanfaatkan fly ash dari berbagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Indonesia. Di antaranya adalah PLTU Paiton, PLTU Tanjung Jati, PLTU Bayah, dan masih banyak lagi. Tidak hanya dari PLTU, tetapi Wiwik juga mendapatkan sampel dari Petrokimia. “Saya dibantu oleh promotor saya dalam hal mendapatkan sampel fly ash,” akunya.

Perempuan yang berprofesi sebagai dosen di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ini menggunakan fly ash dengan kadar 80 persen ke dalam campuran semennya. Peristiwa tersebut berbeda dengan penelitian lainnya yang hanya menggunakan fly ash di kadar 0 – 70 persen. Hal inilah yang menjadi salah satu fokusan Wiwik dalam disertasinya. “Saya memang ingin menggunakan fly ash dengan kadar yang tinggi di penelitian ini,” ungkapnya.

Alumnus Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan, penambahan kadar fly ash dengan kadar tinggi dilakukan karena memiliki beberapa maksud dan tujuan. Selain untuk mengurangi penumpukannya di Indonesia, tingginya kadar fly ash dinilai juga dapat memperkuat adonan semen yang akan digunakan. “Penambahan fly ash memang sudah dikenal dapat meningkatkan kekuatan semen,” jelasnya.

Wiwik menyatakan, fly ash memiliki reaktivitas yang rendah sehingga perlu penambahan aktivator untuk mengaktifkan fly ash dengan kadar tinggi. Kegiatan menemukan komposisi aktivator pada fly ash menjadi fokusan berikutnya. Aktivator yang ditemukannya adalah Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dan larutan NaOH. Aktivator ini dinilai bisa meningkatkan kuat tekan semen dengan kadar fly ash yang sangat tinggi.

Lebih lanjut, dosen kelahiran Grobogan, Jawa Tengah ini mengatakan fokusan lain dalam penelitiannya adalah mengidentifikasi sifat fly ash. Hal tersebut dilakukan karena fly ash memiliki sifat yang sangat beragam. Sifat dan karakteristik fly ash inilah yang juga menentukan tingkat kekuatan semen. “Ini saya lakukan supaya lebih jelas ciri-ciri fly ash yang kualitasnya baik,” paparnya.

Setelah melakukan penelitian, Wiwik membeberkan ciri-ciri sifat dan karakteristik fly ash yang kualitasnya baik. Sifat dan karakteristik fly ash ditinjau dari keamorfan, kadar CaO, Silikon (Si) terlarut dalam larutan NaOH, dan ukuran butir. “Semakin halus semakin baik, semakin amor semakin baik, dan semakin banyak Si terlarut juga semakin baik,” urainya.

Perempuan berjilbab ini mengungkapkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan lagi yang ingin diselesaikannya terkait fly ash ini. Sehingga Wiwik berharap agar penelitiannya terus berlanjut dan tidak berhenti sampai di sini. Selain itu, Wiwik juga berharap semen dengan kadar fly ash sangat tinggi ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan, salah satunya adalah bangunan untuk wilayah laut. “Semen dengan kadar fly ash yang sangat tinggi ini cocok sekali untuk di wilayah laut,” pungkasnya. (dil/HUMAS ITS)



Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/03/04/kurangi-pencemaran-doktor-its-manfaatkan-fly-ash-untuk-perkuat-beton/

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Teliti Sensor Kimia, Dosen Muda ITS Raih Young Scientist Award
22 November 2019
Mari Lebih Cerdas Memilih Makanan Bergizi
02 Maret 2020
ITS Raih Peringkat Tiga Terbaik di Indonesia Versi THE
12 Maret 2020
Tangan Dingin di Balik Konstruksi Minecraft Wisuda ITS
06 Agustus 2020
Tuai Prestasi, ITS Gencarkan Penyampaian Informasi dan Pemberitaan
12 Maret 2021
Tim KKN ITS Dorong UMKM Patuh Protokol Kesehatan
18 Maret 2021

Komentar