Dalam roadshow bertajuk Tips dan Trik Auto Masuk Desain Interior ini, salah satu dosen Desain Interior ITS menyampaikan bahwa portofolio yang dimaksud memiliki beberapa tema, yaitu gambar suasana, gambar still life, dan gambar bebas. Adalah Lea Kristina Anggraeni ST MDs yang membagikan pengetahuannya agar portofolio pendaftar sesuai dengan kriteria penilaian.
Menurut Lea, portofolio gambar bertema suasana tidak perlu dibuat berwarna namun tetap menonjolkan perspektif. Sedangkan pada portofolio bertema still life, gambar harus dibuat berwarna dan difokuskan terhadap beberapa ketentuan. “Untuk gambar bebas, Anda bisa bebas berkarya tetapi tetap perhatikan perspektif interiornya,” imbuh perempuan tersebut dalam roadshow yang berlangsung secara daring ini.
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan dalam portofolio adalah bagaimana cerita dari gambarnya bisa langsung tanpa perlu membaca ketentuan. Seperti ekspresi pada wajah orang harus tergambar dengan jelas. Contohnya mulut digambar terbuka lebar ketika sedang tertawa atau alis digambar mengerut ketika marah.
Tidak kalah penting, gambar juga harus menjawab unsur 5W+1H (why, when, who, what, where, dan how) sesuai cerita yang ditentukan. “Tempatnya di mana, waktunya kapan, dan suasananya bagaimana, itu semua harus tergambar jelas,” imbuh Lea menegaskan.
Selain membagikan tips dan trik membuat portofolio, Lea juga membagikan mengenai kehidupan perkuliahan. Lea berpesan jika mahasiswa tidak perlu khawatir mengenai biaya tambahan untuk membeli alat gambar karena dosen selalu mengupayakan seluruh tugas terjangkau. Departemen juga telah menyediakan workshop interior yang mana mahasiswa bisa memanfaatkan peralatan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan.
Pada roadshow yang merupakan bagian pertama dari rangkaian acara Serba-Serbi Desain Interior ini, Lea menyampaikan bahwa luasnya peluang kerja lulusan desain interior lantaran setiap tahunnya permintaan properti semakin tinggi. Selain itu, menurutnya jika hampir semua Dinas Tata Ruang Pemerintah Kota atau Kabupaten membutuhkan lulusan desain interior untuk mendesain tempat-tempat di kota tersebut.
“Berbagai kebutuhan itu membuat lulusan desain interior bisa bekerja di sektor mana saja, mulai dari pengawas proyek, dosen, kurator interior, PNS, pengusaha produk, divisi analisis interior bank, dan lain sebagainya,” terangnya.
Setuju dengan Lea, Alumni Desain Interior ITS, Maria Elisabeth Syauta SDs menambahkan jika meskipun lulus di masa pandemi, masih banyak tawaran pekerjaan yang ia dapatkan. Justru menurutnya, masa pandemi menyebabkan kegiatan sebagian besar dilakukan dari rumah. Oleh karena itu, banyak orang mulai peduli dengan interior rumah mereka sehingga peluang kerja bagi lulusan desain interior ikut terbuka.
Pada akhir kesempatan, Lea mengajak audiens untuk mendaftarkan diri dalam penerimaan mahasiswa baru Departemen Desain Interior ITS. “Ayo silakan masuk Desain Interior ITS, kita akan belajar dan bersenang-senang bersama-sama,” ucapnya dengan antusias. (*)
Reporter : ion3
Reporter : Dzikrur Rohmani Zuhkrufur Rifqi Muwafiqul Hilmi
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2021/03/11/lewat-roadshow-desain-interior-bagi-tips-lolos-portofolio/