Apa saja kebiasaan buruk yang dilakukan oleh anak RPL saat ini, sebenarnya perasaan ini sudah saya rasakan sejak duduk di kelas 1 semester 2 SMK jurusan RPL dan kebiasan buruk inilah yang dimiliki oleh sebagain teman-teman sekelas saya. Saya tidak membahas tentang kualitas guru, namun disini saya hanya akan membahas dari sudut pandang anak RPL dengan kebiasaan buruknya. Ada tiga poin kebiasaan buruk yang umumnya (tidak seluruhnya) berpotensi ada pada anak RPL masa kini, berikut diantaranya.
1. Ingin Serba Instan dan Cepat Selesai
Kebanyakan anak RPL enggan untuk memahami pengertian dan hanya bisa mempelajari setengah-setengah dalam belajar coding. Kesulitan yang fatal bagi anak RPL adalah banyaknya referensi di dunia maya hanya sekedar acuan biasa. Terkadang anak RPL ini hanya memahami sekilas dalam penjelasan artikel yang dicari. Keburukannya dalam malas membaca dan belajar diawali dengan ingin mendapatkan ilmu yang instan, simple dan cepat selesai. Padahal dengan membaca berbagai artikel kita akan mendapatkan pembelajaran dan pencerahan yang sangat baik untuk kedepanya. Untuk merubah kebiasaan malas membaca sangatlah sulit. Besar kemungkinan bagi anak RPL yang baru belajar coding akan mengalami ketertinggalan dalam informasi, banyak dari anak RPL ini yang cuma mengetahui HTML dan CSS namun sangat sedikit anak RPL ini mengetahui elemen apa saja yang terdapat pada perkembangan yang ada di HTML dan CSS itu sendiri. Untuk merubah kebiasaan buruk ini anak RPL seharusnya merubah gaya pikir dalam mempelajari pemrograman & belajarlah setiap ada kesempatan untuk mendalami sebuah bidang yang lebih fokus.
2. Copy dan Paste Source
Pada dasarnya ngoding memang tidak akan terlepas dari proses copy-paste, seperti halnya programmer punya kecenderungan malas untuk mengulang kembali membuat kode yang sama. Itu sih gak masalah selagi memahami kontek dasar. Adapun kebiasaan buruk Anak RPL adalah suka copas tanpa mau memahami kembali atau malas membaca artikel tentang kode yang disalin tersebut.
Hal yang menyenangkan dari copas ini adalah kita bisa membuat sebuah aplikasi tanpa harus lama ngoding di depan komputer. Biasanya anak RPL ini akan menampilkan hasilnya di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan media sosial lainnya, untuk mendapatkan nama sebagai PROGRAMER. Pada dasarnya para master yang melihat hasil codingnya berkata “ Aaah Biasa aja, paling cuma copas". Namun orang copas ini memilih untuk tebal muka apa ocehan dari developer lainya, bahkan ketika terbukti source code bukan milik dia sendiri. Biasanya perilaku ini akan muncul ketika sudah waktunya UJIKOM (Uji Kompetensi).
“Ketahuilah modal copas saja tidak akan merubah anda menjadi yang lebih baik”.
3. Selalu Bertanya Sebelum mencoba
Dari pembahasan pada poin 1 dan 2, ini penyakit selanjutnya yaitu selalu bertanya bilamana terdapat error pada aplikasi yang awalnya cuma copas semata. Selalu banyak bertanya sebelum ngotak-ngatik coding yang dicopas sebelumnya, bingung dengan apa yang dibuat karena juga terlalu malas mempelajari alur sistemnya, akan menghasilkan kode yang buruk saat menjadi seorang programmer kedepanya. Karena ingin jawaban yang instan tanpa berusaha terlebih dahulu orang ini selalu mencari jawaban yang instan dan sibuk untuk bergabung pada forum-forum IT atau bertanya kepada teman sekelasnya yang sudah ahli.
Karena kebiasaan buruk malas membaca dan mencari tau, orang ini malah asik mencari forum-forum di facebook dan mendekati temannya yang jago dalam coding dan berharap dapat jawaban yang instan tanpa mau mencari refrensi di mesin pencari terlebih dahulu. Itu dampak dari anak RPL yang malas membaca.
Kesimpulan
Dapat kita nilai dari tiga kebiasaan buruk anak RPL ini, jangan pernah menyepelekan sebuah usaha walaupun sekecil mungkin, karena ini akan berdampak pada output yang sangat buruk. Jika Kamu seorang siswa RPL dan berada diantara yang disebutkan di atas, saatnya Kamu hijrah dengan berniat menjadi siswa RPL yang anti banting nantinya dalam berbagai kondisi dan tidak lari dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa RPL. Di tempat Kamu bekerja nanti, setiap perusahaan yang kita tawarkan untuk bekerja nantinya menginginkan tenaga kerja yang handal dan bertanggung jawab. Jangan sampai pada akhirnya Kamu mendapat kesulitan di dunia kerja.
Tidak ada kata beterlambatan untuk berubah menjadi lebih berkualitas dengan belajar dari coder yang awalnya cuma bermain-main tapi punya usaha yang maksimal untuk meningkatkan kualitas diri. Jangan pernah ingin menjadi seseorang yang lulusan IT dikalahkan oleh saudaranya yang bukan lulusan IT namun karena hobi ngoding, mereka menjadi manusia yang lebih berkualitas kepribadian dan juga kode programnya.
Pengalaman
Saya sendiri sebagai seorang siswa RPL yang tidak memiliki skill yang bagus dalam hal pemrograman. Namun saya selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi dan tidak ingin ketinggalan dengan yang lain. Memperbanyak membaca dalam mempelajari pemrograman dan terus mencoba jika menghadapi sebuah kegagalan adalah satu-satunya jalan keluar, karena kegagalan adalah sebuah batu loncatan yang bisa membuat kita bangkit di kemudian hari. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pengalaman terburuk yang harus kita ubah menjadi pengalaman yang sangat baik untuk kita kenang selamanya.
Semangat terus buat anak RPL jangan pernah menyerah dalam menghadapi kegagalan karena orang yang hebat dan sukses di kemudian hari adalah orang yang selalu belajar dari kegagalan.