Logo Eventkampus

Pakar Matematika UNS: Virus Corona Sudah Dilevel Bahaya

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Pakar Matematika UNS: Virus Corona Sudah Dilevel Bahaya

UNS—Pakar Matematika Universitas Sebelas Maret (UNS)  Surakarta,  Dr.  Sutanto menyatakan bahwa penyebaran Novel Coronavirus (2019-nCov) atau yang dikenal dengan virus corona di Wuhan, Tiongkok  sudah memasuki level bahaya. Bahkan virus ini sudah menyebar di kota-kota lain di daratan Tiongkok dan bahkan ke beberapa negara.  Hal ini terlihat dari data dari WHO bahwa jumlah penduduk yang berdomisili di Tiongkok, yang terinfeksi virus corona  mengalami kenaikan yang sangat pesat.

“Ada Model matematikanya pada setiap kejadian, termasuk persebaran penyakit. Model matematika ini sering disebut Model S-I-R (Susceptible-Infected-Recovery).  Dari data yang dikumpulkan setiap hari, terutama data orang yang terinfeksi, orang yang meninggal akibat virus dan orang yang berhasil sembuh dari bahaya virus Corona; dapat disimpulkan bahwa virus Corona termasuk jenis virus yang menyebar dengan cepat sekali. Berdasarkan data dari WHO (yang didownload dari Aplikasi Corona Virus Tracker),  grafik persebaran virus corona (dilihat dari jumlah orang yang terinfeksi pada setiap interval waktu) sudah  berbentuk eksponensial (Grafik 1).  Ini menunjukkan bahwa virus ini sangat berbahaya. Bahkan kalau dilihat dari Grafik 2, laju persebaran virus corona lebih tinggi dibanding dengan SARS, ” ujar Dr.  Sutanto saat ditemui di ruang kerjanya,  Jumat (14/2/2020).

Jika grafik eksponensial sudah hampir membentuk huruf “S” seperti yang terjadi pada grafik 1, yaitu tatkala jumlah orang yang terinfeksi berda pada kisaran 45 k, sebenarnya sudah mulai ada upaya yang signifikan untuk menghambat laju kontak antara orang yang sudah terinfeksi dengan orang yang sehat. Mungkin dikarenakan persebaran virus Corona yang sudah meluas di daratan China ini makin sulit dideteksi, maka sampai hari ini grafik belum menuju pada kurva “S”. Dan bahkan cenderung terjadi kasus-kasus baru infeksi dengan jumlah yang cukup besar.

Berbeda dengan virus SARS, pada kondisi 8000 lebih orang terinfeksi virus SARS, grafik sudah mendatar. Artinya sudah tidak terjadi lagi orang yang terinfeksi virus SARS. Namun untuk virus Corona di Wuhan grafiknya masih eksponensial dengan laju infeksi yang sangat besar.

Dr.  Sutanto melihat secara model matematika, kasus penyebaran virus corona ini dibagi menjadi tiga fase (S-I-R). Dimana status orang yang tinggal di kota Wuhan pada setiap interval waktu akan didapati 3 status, yaitu : Susceptible, Infected dan Recovery.  Sehingga jumlah penduduk yang berstatus Susceptible, Infected dan Recovery di kota Wuhan pada setiap interval waktu akan berubah-ubah. Secara matematis, kota akan bersih dari virus corona, kalau jumlah orang berstatus infected adalah nol. Dan inilah yang menjadi pekerjaan besar, pada waktu kapan, jumlah orang yang berstatus infected menjadi nol ?

Untuk mendapatkan angka nol, ada 2 tahapan yang musti dilakukan : pertama, membuat kurva S yaitu menekan laju kontak orang yang terinfeksi dengan orang sehat. Kedua mengobati orang yang sudah terinfeksi sehingga sehat kembali. Secara matematika, model diatas dibagi menjadi 3 fase, yaitu :

Pada fase pertama, status Susceptible dimana kondisi manusia yang lemah sehingga mudah terjangkit atau tertular virus corona. Mereka yang berada di fase pertama ini diharapkan untuk tidak keluar rumah, kota atau negara supaya tidak tertular virus corona. Dengan begitu maka laju interaksi atau laju kontak menyebaran virus corona bisa dihambat.

Kemudian dari fase pertama ini,  mereka bisa masuk ke dalam fase kedua yaitu status orang yang Infectious. Dari fase Susceptible tersebut, mereka bisa berubah status menjadi ter-infeksi lantaran melakukan kontak langsung dengan orang yang positif terkena virus corona. Dalam fase infectious tersebut,  tim medis bekerja keras untuk menangani supaya laju kesembuhan tinggi. Pihak pemerintah China pun membuat Rumah Sakit (RS)  khusus untuk menangani pasien dengan virus corona supaya tidak menular ke pasien lain.  Tidak hanya itu, perlu dilakukan karantina baik yang sehat maupun yang sakit untuk menekan laju kontak antara keduanya. Meskipun dengan usaha tersebut, masih banyak korban yang meninggal dunia, dengan tingkat laju kematian yang cukup tinggi.

Kemudian fase ketiga yaitu Recovered. Di fase ini, orang-orang yang tidak meninggal dunia, yang mereka dinyatakan sembuh perlu dilakukan pemulihan supaya tidak kembali terinfeksi virus corona. Sehingga siklus dari ketiga status tersebut, dapat digambarkan dalam 3 grafik berikut :

Grafik 3. Proporsi orang yang Susceptible-Infected dan Recovery

Contoh grafik diatas, adalah proporsi orang yang terinfeksi sampai pada 60% dari jumlah penduduk yang Susceptible, kemudian berhasil ditangani sehingga menurun atau dikatakan status orang yang etrinfeksi berubah menjadi status recovery (atau sehat kembali)

“Dari data WHO,  meski proporsi orang yang terinfeksi masih sekitar 0.85%, namun laju kontak orang yang terinfeksi virus ini sangat tinggi,  dan laju kesembuhan kecil.  Hal ini kalau tidak segera ditangani maka jumlah penduduk yang akan terkena virus corona akan terus meningkat, ” katanya.

Sehingga langkah pemerintah Cina yang mengisolasi Kota Wuhan untuk menekan persebaran virus corona sudah benar.  Lalu mendirikan RS khusus untuk penanganan penduduk yang terkena virus corona, melakukan karantina baik bagi penduduk sehat maupun yang sudah sembuh supaya tidak terinfeksi serta langkah beberapa negara yang menarik warganya dari Wuhan. Sebagai contoh di Indonesia,  melakukan penjemputan dari Wuhan dan ketika sampai di Indonesia dilakukan karantina selama 14 hari untuk melihat terkena virus corona atau tidak. Hal ini karena masa inkubasi virus corona ini yaitu selama 14 hari.

Akhirnya informasi dan pengetahuan akan persebaran virus corona menjadi sangat penting. Mengingat banyak kasus yang kita lihat di video-video yang viral : “Ada yang tidak tahu kalau yang bersangkutan tersebut terinfeksi dan tahu-tahu meninggal.  Ini sangat berbahaya karena sebelum meninggal orang tersebut pasti sudah melakukan kontak dengan beberapa orang.  Sehingga semua harus hati-hati dan jangan main-main dengan virus corona.  Taati aturan jika memang harus melakulan karantina maka lakukan,  dan tentunya dengan menerapkan pola hidup sehat, ” pungkasnya.  Humas UNS



Sumber : https://uns.ac.id/id/uns-update/pakar-matematika-uns-virus-corona-sudah-dilevel-bahaya.html

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Mahasiswa Belanda ikuti Magang Internasional di FT UNS
23 Desember 2019
UNS Kembali Raih 3 Penghargaan di Anugerah Humas 2019
08 Januari 2020
FKOR UNS Bagikan Sembako Bagi Masyarakat di Lingkungan Kampus
30 April 2020
FP UNS Bahas Strategi Ketahanan Pangan di Era New Normal
23 Juli 2020
UNS Raih Pendanaan PKM Terbanyak ke-5 di Indonesia
10 Agustus 2020
Mahasiswa UNS Raih Juara 1 di Ajang IKAB National Scientific Writing and Youth Competition
17 September 2020

Komentar