Logo Eventkampus

MONUMEN PERJUANGAN JOKO SONGO:Sebuah wujud perabadian dari perjuangan tentara pelajar

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
MONUMEN PERJUANGAN JOKO SONGO:Sebuah wujud perabadian dari perjuangan tentara pelajar

Terletak di ruas jalan Matesih-Karangpandan tepatnya di samping pasar Matesih dulunya merupakan taman makam pahlawan Matesih yang berisi 14 makam pejuang kemerdekaan. Saat ini makam tersebut sudah kosong karena jasadnya sudah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan di Karanganyar. 


Kisah panjang perjuangan tentara pelajar, di tahun 1949, didalam tugu terdapat kalimat pengingat yang sangat menyentuh kalbu yang intinya berisi "semangat untuk berjuang demi anak cucu bangsa"


Semangat perjuangan tertulis dan dijadikan nama untuk pasukan tentara pelajar (TP) yang lebih dikenal dengan pasukan ALAP-ALAP (Angudi Leburing Angkoro Penjajah, Amrih Luhuring Anak Putu).


Wardoyo (68) warga Matesih, sebut tugu  dibangun untuk mengingat kisah heroik sembilan pemuda tentara pelajar (TP) yaitu Laktoto, Soenarto, Moerjoto, Soenarto, Slameto, Roesman, Soekotjo, Soeprijadi, Salam Hasyim, Waluyo. Mereka dikenal sebagai Joko Songo yakni sembilan perjaka tentara pelajar yang gugur dalam membela tanah air pasca kemerdekaan .

"Mereka tergabung dalam pasukan ALAP-ALAP dan melakukan perlawanan hingga ke sini (Matesih dan Karangpandan). Mereka dengan gagah berani tanpa persenjataan lengkap rela menghadang tentara Belanda yang sedang berpatroli hingga ke Tawangmangu," tutur Wardoyo.


Kisah yang diceritakan dari kakeknya saat Wardoyo masih muda,  menyebut saat itu awal Januari 1949 usai Ashar, di wilayah Doplang dan Pablengan terjadi pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Belanda melawan Tentara Pelajar yang tergabung dalam pasukan Alap-Alap. Bukan hanya dari jumlah pasukan namun dari sisi persenjataan. Bahkan  rombongan tentara Belanda juga terlihat menggunakan panser.


Kala itu kawasan tersebut masih berupa hutan belantara, namun dengan tekat baja, pasukan tentara pelajar dengan modal keberanian hidup ataupun mati nekat menghadang dan menyerang pasukan Belanda yang sedang berpatroli dengan menggunakan bom tarik. 


Mendapat serangan mendadak dan tidak terduga, membuat pasukan Belanda kalang kabut hingga akhirnya sang komandan Belanda meminta bantuan pasukan dari markas di kawasan Solo yang datang dengan senjata lebih lengkap lagi. 


"Mereka langsung melakukan pembalasan dan menyisir keberadaan tentara pelajar yang tadi menyerang pasukannya. Pasukan tentara pelajar yang tidak memiliki persenjataan lengkap hanya pasrah diterjang peluru pasukan Belanda," lanjut Wardoyo.


Pertempuran yang tidak seimbang, membuat pasukan dari tentara pelajar jatuh berguguran akibat timah panas pasukan Belanda. Hanya beberapa saja yang bisa meloloskan diri dari sergapan tentara Belanda yang mengamuk. Usai pertempuran dan kondisi dirasa aman jasad sembilan pemuda anggota tentara pelajar di bawa ke balai pengobatan yang sekarang bernama Puskemas Matesih. 


Konon jasad mereka berhasil dievakuasi dan diusung dengan bambu yang  beralas tikar, hingga akhirnya di makamkan di dekat Pasar Matesih sebelum akhirnya dipindahkan ke taman makam pahlawan. 


"Untuk mengenang perjuangan dan pengorbanannya (sembilan TP) di bekas makam tersebut kini didirikan tugu Joko Songo. Sayang monumen setinggi 2,5 meter ini kondisinya tidak terpelihara dengan baik," pungkasnya.

Kini monumen tersebut telah direnovasi bersamaan dengan direnovasinya pasar matesih,yang pastinya monumen joko songo menjadi lebih terlihat bersih

Sebuah tugu setinggi 2,5 meter. Bagian atas tugu mirip sekali dengan puncak Monas di Jakarta. Bedanya puncak tugu terdapat tulisan "Angudi Leburing Angkoro Penjajah, Amrih Luhuring Anak" dan tidak dilapisi kandungan emas.

Di depan tugu berjajar  14 bekas makam tanpa nisan. Nama-nama yang pernah dimakamkan di sana, tertera pada prasasti yang berdiri di samping tugu,Itu sebuah monumen perjuangan.

Di situ, pernah dimakamkan 14 pejuang. Sembilan di antarannya pejuang ini masih berstatus perjaka (belum menikah). Jadi tugu ini disebuh sebagai tugu Joko Songo.


Penulis

foto Agung tri andika
Agung tri andika
Matesih

Artikel Terkait

tips cara mencegah jerawat
28 Desember 2017
cara agar badan menjadi lebih tinggi
28 Desember 2017
12 Manfaat Bawang Putih Bagi Kesehatan & Kulit
29 Januari 2018
4 Bahaya Menggunakan Earphone Saat Tidur
29 Januari 2018
Fakta unik tentang kopi
27 Februari 2020
Keunikan pohon beringin
28 Februari 2020

Komentar