Logo Eventkampus

DJIMBE:alat musik

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
DJIMBE:alat musik

Djembe adalah merupakan salah satu alat musik perkusi ritmik yang populer di dunia masa kini.

Alat perkusi ini dimainkan oleh lintas kalangan, dari mulai anak-anak hingga dewasa. 

Salah satu yang unik dari jimbe adalah dalam pola-pola ritme permainannya, ada yang konstan, ada yang ditabuh hingga bergemuruh, berbunyi tajam, bahkan dapat berbunyi sangat treble dan gaduh yang seolah-olah dapat membangkitkan energi spiritual dari ritual-ritual primitif masa lalu.

Menurut salah seorang penelti alat musik, jimbe adalah hasil kreasi orang di Sierra Leone, Afrika.

Cikal bakal jimbe adalah Sangba dan memang benar dari tempat alat musik ini berasal ternyata penyebarannya tidak menyeluruh di benua Afrika. Ada banyak nama untuk alat musik berjenis seperti ini, di antaranya sangba, yimbei, jimberu, bata, tapoi dan lainnya. Masing-masing dari alat musik ini dimainkan oleh kelompok-kelompok, orang-orang ataupun suku-suku yang berbeda pula.

Di daerah Mali misalnya, jimbe dipergunakan hanya pada malam hari untuk berbagai perayaan, misalnya menyambut bulan purnama, datangnya musim semi, musim panas, musim panen, musim dingin, perkawinan, pembaptisan dan lain sebagainya.

Pola-pola ritme dalam memainkannya pun memiliki nama-nama tersendiri. Antara lain : Djagbe, Yangkadi-Makru, Marakadon, Mendjani, Moribayasa, Kasa, Garangedon. Selain di Mali alat musik perkusi sejenis jimbe juga ditemukan di Senegal, Guinee, Gambia, Ivory Coast dan wilayah lain khususnya di Afrika Barat. Dan mereka yang membudayakan di namakan Kasta Griot yaitu kasta penjaga kebudayaan musik yang utama, selain kasta pandai besi.

Konon nama djembe diambil dari pohon djem yang banyak ditemukan di Mali, Afrika. Pohon Djem adalah merupakan bahan dasar untuk membuat Djembe, setelah pohon ditebang batang pohon tersebut dibentuk menyerupai piala, lantas dilubangi, dan diukir sedemikian rupa. Konon menebang pohonnya pun dibarengi dengan ritual khusus dan tentunya menggunakan  kayu dari pohon djem pilihan.

Membran sebagai sumber bunyinya bisa menggunakan kulit kambing, kerbau ataupun antelop. Teknik merenggangkannya pun khusus, setelah melalui proses pengeringan yang cukup membran atau kulit tersebut diikatkan kencang dengan tali di selingkar badan kayunya. Di Amerika, Belgia, Jerman, Perancis dan di beberapa negara lainnya terdapat sekolah djembe, yang mendatangkan guru-guru langsung dari negara asalnya.

Penulis

foto Agung tri andika
Agung tri andika
Matesih

Artikel Terkait

Mahasiswa UGM Raih Penghargaan UNESCO Bidang Perubahan Iklim
05 Juni 2017
Mahasiswa Fasilkom UI Ciptakan Aplikasi Game Quran
07 Juni 2017
ITB Semakin Kukuhkan Diri Sebagai Entrepreneur University
10 Juni 2017
Timus Bakal Jadi Menu Khas Karanganyar
05 Juli 2017
Macam Macam Trik unik di google
12 Juli 2018
Septadent, Penyedot Air Liur Portabel dari UGM
23 Juli 2018

Komentar