Sejarah karanganyar
Berawal dari pertemuan Nyi Ageng Karang dengan Raden Mas Said.
Nyi Ageng Karang adalah istri Pangeran Diponegoro dari Keraton Mataram di Kartasura, Sukoharjo. Sejarah mencatat suami dan istri itu berjuang melawan Belanda. Bahkan Nyi Ageng Karang membentuk laskar perempuan.
Nyi Ageng Karang juga dikenal sebagai Raden Ayu Diponegoro atau Raden Ayu Sulbiyah. Dia adalah istri Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan ke Afrika Selatan maka Nyi Ageng Karang mengasingkan diri di hutan belantara.
Cikal bakal Karanganyar adalah Nyi Ageng Karang yang bertapa di hutan setelah suaminya ditangkap penjajah Belanda
Saat bertapa, Nyi Ageng Karang mendapat wangsit akan bertemu ksatria yang akan meneruskan cita-cita luhurnya. Ksatria tersebut akan dikawal tiga pengikutnya. Beberapa waktu kemudian, Nyi Ageng Karang bertemu dengan Raden Mas Said di dalam hutan belantara. Raden Mas Said dikawal oleh tiga pengikutnya.
Sebagai tuan rumah, Nyi Ageng Karang menjamu cucunya yang juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. Julukan itu diberikan kepada Raden Mas Said karena kelihaian dan kedigdayaan mengalahkan tentara Belanda.
Saat itu, Nyi Ageng Karang menyuguhkan jenang bekatul dan burung tekukur.namun raden mas said tidak menyadari bahwa hidangan tersebut adalah bentuk ajaran filosofi dari nyi ageng karang
Raden Mas Said menyantap jenang bekatul. Dia menyendok jenang dari tengah. Diceritakan bahwa Raden Mas Said kepanasan. “’Nak Mas Said, kalau makan jenang bekatul itu dari tepi lalu perlahan ke tengah.’ Kurang lebih seperti itu yang dikatakan Nyi Ageng Karang. Filosofi itu sama dengan strategi melawan tentara Belanda,” jelas dia.
Nyi Ageng Karang menyarankan Raden Mas Said menyerang tentara Belanda dengan strategi gerilya. Nah, burung tekukur yang juga disuguhkan kepada Raden Mas Said memiliki makna berbeda.
Saat Nyi Ageng Karang sedang bertapa,ia mendapat wangsit kurang lebih menyatakan barang siapa memakan burung tekukur akan menjadi raja.
“Raden Mas Said menjadi raja, yakni Raja Mangkunegara I. Raden Mas Said juga menuturkan tempat pertemuan itu akan menjadi keramaian zaman. Dia menamai Karanganyar karena merasa mendapat pencerahan baru,”
Nyi Ageng Karang meninggal dan dimakamkan di barat masjid di Tegalgede, Karanganyar dan berlokasi di tengah perkampungan.