Berawal dari challenge Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng untuk mencari ide wisuda daring yang berkesan dan out-of-the-box. Direktorat Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi (DPTSI) ITS mengutus dosen departemen Teknik Informatika ITS, Hadziq Fabroyir SKom PhD untuk merancang wisuda unik tersebut. “Hal ini sangat menantang, karena waktu yang kita punya kurang lebih hanya satu bulan saja,” ungkapnya.
Sebelum memutuskan menggunakan permainan Minecraft, sempat terlintas di benak Hadziq untuk mendayagunakan teknologi virtual reality (VR) yang juga dikembangkan oleh Laboratorium VR ITS. “Namun (penggunaan teknologi VR, red) kami urungkan karena terbatasnya waktu pengembangan,” jelas pria asal Malang tersebut.
Hingga kemudian dirinya teringat kisah siswa sekolah dasar di Jepang yang sempat viral karena menyelenggarakan prosesi wisuda lewat permainan Minecraft. Dari situ, Hadziq lantas memutuskan untuk melakukan hal serupa dan berdiskusi dengan komunitas penggemar Minecraft yang ada di Departemen Teknik Informatika ITS.
Rencana ini juga didukung dengan ITS yang berlangganan Minecraft Education Edition, sehingga para mahasiswa maupun dosennya bisa membuat akun Minecraft secara cuma-cuma. “Kami pun segera membentuk tim pengembangan Minecraft untuk wisuda ITS kali ini,” lanjut pria lulusan National Taiwan University of Science and Technology tersebut.
Dengan bantuan 14 mahasiswanya, Hadziq dan tim mula-mula merancang konstruksi dari Grha Sepuluh Nopember yang menjadi latar dari gelaran wisuda di ITS.”Kami sengaja membentuk tim dengan banyak anggota supaya bisa mengejar target penyelesaian dunia Minecraft tepat pada waktunya,” terangnya.
Dalam prosesnya, referensi terkait bentuk Grha Sepuluh Nopember sempat menjadi kendala karena tidak memungkinkannya dilakukan survei langsung ke lokasi lantaran situasi pandemi. Menyiasati persoalan tersebut, tim pun merangkai konstruksinya di Minecraft berpedoman gambar-gambar yang diambil dari Internet. “Perancangan interior, pembangunan eksterior, maupun penyempurnaan lingkungan sekitar merujuk dari foto,” tutur lulusan Teknik Informatika ITS angkatan 2004 tersebut.
Selain itu, Kepala Seksi Implementasi Keintegrasian Aplikasi DPTSI ITS ini juga menambahkan, bahwa pengerjaannya hanya dilakukan pada malam hari dan akhir pekan saja. Lantaran keterbatasan waktu rekan-rekan dalam tim yang juga harus fokus melakukan kerja praktiknya. Dan untuk koordinasinya, digunakanlah aplikasi pesan singkat yang populer di kalangan gamer yakni Discord. “Alhamdulillah, proses ini berjalan dengan baik dan efektif,” ungkapnya seraya bersyukur.
Tak berhenti di situ, persoalan pola penanaman server yang efisien dan hemat biaya dalam proses pengerjaan secara bersama-sama pun sempat menghinggapi. Namun beruntungnya pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan bantuan aplikasi ZeroTier sebagai solusi yang tepat dalam membangun infrastruktur virtual berskala besar ini.
Pada hari penyelenggaraan yang ditayangkan secara live, prosesi wisuda menggunakan bantuan aplikasi lagi yaitu OBS Virtual Camera yang ditransmisikan dari server Minecraft ITS untuk mengirimkan video feed ke tim streaming dan broadcasting. “Sedangkan para pemain lain tersambung dengan server dari rumah masing-masing,” timpalnya.
Hingga kemudian setelah gelaran wisuda ITS ke-121 viral di berbagai media sosial, harapannya persembahan ini dapat menjadi hiburan bagi wisudawan yang terpaksa melaksanakan prosesi wisuda daring akibat adanya pandemi. “Karena pada dasarnya rekan-rekan pasti berharap untuk bisa merayakan kelulusan dengan sejawatnya,” pungkas dosen pembimbing Laboratorium Grafika, Interaksi dan Games (GIGa Lab) Departemen Informatika ITS tersebut. (rys/yok)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/08/04/tangan-dingin-di-balik-konstruksi-minecraft-wisuda-its/