Erma Suryani ST MT PhD selaku dosen peneliti menyebutkan, penelitian ini menggunakan model simulasi dan Information and Communication Technology (ICT). Model simulasi dirancang berdasarkan data dan informasi dari dinas pertanian untuk menentukan nilai parameter dan persamaan model, validasi, serta skenario model.
Hal ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, produksi, dan nilai rantai pasok dalam komoditas pertanian. Sedangkan ICT sendiri berbasis mobile web dalam bentuk Budidaya Pertanian Cerdas (buperdas.co.id). “Lewat web tersebut, petani bisa memperoleh informasi dan belajar bagaimana cara budidaya jagung dan padi lebih baik,” ungkap perempuan yang akrab disapa Erma itu.
Penelitian yang mulai dilakukan pada 2018 ini berlangsung selama tiga tahun dan memiliki target tertentu di setiap tahunnya. Tahun pertama penelitian berfokus pada aspek ekonomi, yakni meningkatkan produktivitas padi dan jagung. “Kalau produksinya meningkat nanti pendapatan petani juga akan meningkat,” tuturnya.
Adapun tahun kedua berfokus pada aspek sosial, yakni meningkatkan nilai rantai pasokan beras baik on-farm maupun off-farm. Erma menambahkan, dari meningkatnya nilai tersebut, harga dan kualitas produksi lokal akan kompetitif dengan produksi impor. Sehingga kebermanfaatannya tidak hanya dirasakan oleh petani, tapi juga distributor, pedagang, end user, maupun aktor ekonomi lainnya.
Sedangkan pada tahun ketiga, lanjut Erma, penelitian berfokus pada aspek lingkungan. Targetnya ialah menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dalam mengatasi dan mencegah bencana. “Yakni dengan jalan mengembangkan pertanian agar lebih tahan terhadap kekeringan dan banjir,” tutur alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) itu.
Erma pun menjelaskan, ruang lingkup penelitian juga mencakup pemilihan bibit, sebab nantinya akan berdampak pada produktivitas lahan dan produksi pertanian. Ia mengaku, dalam setiap tahapan penelitian tersebut berlangsung lancar setiap tahunnya dan saat ini sedang memasuki tahun ketiga penelitian.
Penelitian ini bekerja sama dengan Dinas Pertanian Jawa Timur, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban sebagai wilayah penghasil padi dan jagung terbesar di Jawa Timur. “Kedua kabupaten tersebut merupakan pilot project, tidak menutup kemungkinan ke depannya akan merambah ke kabupaten lain,” kata dosen Departemen Sistem Informasi itu.
Dari penelitian tersebut, nantinya akan terdapat transfer teknologi dari pemerintah terhadap masyarakat itu sendiri. “Dulu penyuluhannya di lapangan bawa komputer, sekarang sudah bisa memakai handphone,” ungkapnya. Ia berharap, ke depannya Indonesia dapat memiliki sistem agrikultural yang berkelanjutan dalam aspek sosial, lingkungan, maupun ekonomi. (vi/HUMAS ITS)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/02/03/inovasi-smart-agriculture-ala-dosen-its/