Logo Eventkampus

Eco-Cement, Inovasi Semen dari Bahan Organik

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Eco-Cement, Inovasi Semen dari Bahan Organik

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ardi Lukman Hakim bersama kedua rekannya Ruzain Rafie Sukma Putra dan Adityo Pratomo Putro. Kepada tim ITS Online, Ardi memaparkan bahwa Ia dan tim telah menggagas pembuatan semen dengan memanfaatkan limbah cangkang kerang dan sampah organik serta menggunakan campuran albumen (putih telur) sebagai zat perekatnya.

“Karena menggunakan bahan baku organik, maka inovasi ini kami namakan Eco-Cement yang berarti semen yang berasal dari bahan organik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa limbah cangkang kerang dan sampah organik dipilih sebagai bahan baku pembuatan semen karena ketersediaannya yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan. Selain itu, hasil dari riset yang telah dilakukan tiga mahasiswa yang bergabung dalam tim bernama Go Team ini juga menunjukkan hasil yang baik, yakni penemuan fakta bahwa limbah tersebut bisa dimanfaatkan dalam bentuk campuran semen.

Meski demikian, Ardi juga menyampaikan bahwa hasil penelitian tersebut juga membuka fakta bahwa daya rekat dari campuran semen limbah cangkang kerang dan sampah organik yang rendah. Sehingga, setelah mencari solusi dari berbagai sumber dan berdiskusi dengan dosen pembimbing, timnya memutuskan untuk menggunakan campuran albumen (putih telur) sebagai zat perekat.

“Albumen kami pilih karena sudah terbukti memiliki daya rekat tinggi dan dapat meningkatkan kekakuan semen,” jelasnya.

Pada albumen, terdapat senyawa resin yang berfungsi sebagai pengikat antar material yang digunakan dalam Eco-Cement. Semakin tinggi campuran albumen, maka daya rekatnya semakin baik dan menghasilkan tegangan hancur yang lebih tinggi. Selain itu, penggunaan albumen juga dapat meningkatkan kuat tekan dari Eco-Cement dan menurunkan densitasnya.

“Kalau densitasnya tinggi, campuran semen semakin sulit menyatu,” terangnya.

Eco-Cement ini didapatkan setelah beberapa kali melakukan percobaan. Langkah percobaan yang dilakukan Go Team adalah dengan menghaluskan cangkang kerang dan sampah organik, kemudian dipadukan. Selanjutnya, mereka menambahkan albumen yang dibagi menjadi tiga komposisi yaitu 7,5 gram, 10 gram, dan 12,5 gram. Setelah mencoba ketiganya, mereka mendapatkan hasil bahwa komposisi ketiga yaitu albumen 12,5 gram yang menunjukkan hasil kuat tekan campuran semen terbaik.

Menurut mahasiswa asal Madiun ini, kelebihan dari inovasi Eco-Cement ini adalah hasil campuran semennya yang memiliki daya tekan lebih baik. Bahannya yang digunakan juga ramah lingkungan dan bisa dijadikan sebagai solusi untuk mengurangi eksploitasi batu kapur. “Selain itu, kami juga memanfaatkan limbah yang bisa mengurangi masalah lingkungan mengingat sampah merupakan masalah utama dunia,” pungkasnya.

Berkat inovasinya, tim bimbingan Orchidea Rachmaniah ST MT, Dosen Kimia ITS ini berhasil membawa pulang Medali Emas dalam ajang Kompetisi Paper Nasional pada 20 Maret 2021. Kompetisi yang bertajuk National Paper Competition for Dies Natalis 23rd FTP ini diadakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

Mahasiswa Angkatan 2020 ini berharap inovasinya bisa menjadi solusi pemanfaatan limbah dan mengurangi masalah lingkungan. “Semoga pemerintah dan lembaga terkait bisa menjadikan inovasi ini sebagai alternatif semen batu kapur agar tidak terus dieksploitasi karena dapat merugikan di masa yang akan datang,” tuturnya. (*)

Reporter : ion3
Redaktur : Dzikrur Rohmani Zuhkrufur Rifqi Muwafiqul Hilmi



Sumber : https://www.its.ac.id/news/2021/03/31/eco-cement-inovasi-semen-dari-bahan-organik/

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Hakikat Pemuda Indonesia dalam Semangat Sumpah Pemuda
30 Oktober 2019
Tiga Emas Sukses Diborong Tim ITS dalam Dua Ajang Internasional
16 Desember 2019
Degradasi Moral Akademik Generasi Milenial, Salah Siapa?
20 Desember 2019
Melalui Kuliah Lapangan, Mahasiswa ITS Bantu UMKM
06 Januari 2020
Kunci Jaga Ekosistem dalam Keberlanjutan Industri Manufaktur
07 Februari 2020
ITS Ciptakan Tiga Inovasi untuk Menangani Virus Corona
24 Maret 2020

Komentar