SEMARANG- Sebanyak 40 anggota Palang Merah Remaja (PMR) mengikuti kegiatan sekolah siaga bencana yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Universitas Semarang (USM) di Kampus USM dan hutan Penggaron Ungaran pada 27 sd 29 Juli kemarin.
Ke-40 peserta tersebut terdiri dari PMR SMAN 1, SMAN 2, SMKN 2, SMKN Jateng, SMAN 15, SMA Gita Bahari, SMPN 1, dan SMPN 15.
Kegiatan yang dikemas dalam “Pelatihan Manajemen Alam” Ke-15 ini diikuti PMR dibuka oleh Sekretaris Pengurus PMI Kota Semarang H Surachman SIP dan dihadiri KSR Unit Undip, Unnes, Polines, UIN Walisongo Unissula dan Upgris di Kampus USM.
Dalam sambutannya Surahman menyampaikan bahwa Semarang termasuk daerah yang rawan bencana, apalagi Jatengjuga sering terjadi bencana fisik maupun sosial, bencana fisik seperti banjir, gunung berapi dan lain-lain bencana sosial seperti penurunan moral para remaja, oleh sebab itu di sekolah-sekolah diadakan pelatihan siaga bencana supaya dapat memberikan pertolongan minimal untuk diri sendiri.
“Di negara maju seperti Jepang sekolah siaga bencana telah disukai masyarakat, bahkan di pasar-pasar dan di kantor-kantor pun telah ditemukan siaga bencana. Karena Jepang memang rawan dengan bencana gempa jadi ketika bencana tiba mereka dapat meminta pertolongan secara cepat” tegasnya.
Sementara Pembina KSR USM Soiful Hadi ST Mkom, mengaku ada keunikan tersendiri dalam PMA 15 ini, selain mendapatkan materi tentang kebencanaan peserta juga diberikan materi tentang jurnalistik agar bisa menmbah wawasan para peserta.
Menurut panitia Muhammad Aminudin bahwa peserta mengikuti beberapa rangkaian kegiatan selama tiga hari, adapun materi yang diberikan antara lain Jurnalistik oleh Soiful Hadi ST Mkom Pembina KSR USM, Survival dan Manajemen Perjalanan dari TSR PMI Kota Semarang Pak Suyanto dan Simulasi sekolah Siaga Bencana dari Didik SN Tenaga Sukarela (TSR) PMI Kota Semarang di Hutan Penggaron Ungaran..
Sebelum simulasi, Didik SN memberikan materi tentang konsep sekolah siaga bencana, Partisipatory Rural Appraisal (PRA) yaitu penilaian risiko secara partisipatif, penyadaran masyarakat terhadap bencana, dan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) di sekolah masing-masing usai mendapat materi dari USM.
“Para peserta PMA ini ditugasi untuk melaksanakan RKTL sesuai dengan hasil yang telah mereka diskusikan untuk disosialisasikan dan diterapkan di sekolah masing-masing, seperti pemasangn rambu dan petunjuk jalur evakuasi, peta sekolah, titik kumpul, dan lain-lain.” ungkap Didik