Adalah Wila Prakasita Scotiswara Supomo dari Departemen Arsitektur, serta Muhammad Saad Salahudin dan Muhammad Irfan Irsyadi dari Departemen Teknik Industri yang berhasil mengangkat kue tradisional semprit sebagai produk bisnis prospektif.
Berlangsung di Ciputra World Mall Surabaya, Saad menjelaskan bahwa alasannya memilih kue semprit sebagai produk bisnis karena kue semprit merupakan kue tradisional yang banyak disukai dan cocok untuk semua kalangan. “Saya juga ingin mengangkat nilai kue tradisional yang saat ini mulai pudar di kalangan remaja,” ujar Saad sebagai ketua tim.
Produk kue tradisional ini mereka beri nama Kueh Raso, dengan resep khusus dari ibu Saad. Mahasiswa angkatan 2017 ini menjelaskan, kata Raso diambil dari bahasa sansekerta yakni “puRAna” dan “Somah” yang artinya cerita dan keluarga. “Intinya, kami ingin membagikan sebuah cerita tentang kekeluargaan, kehidupan, dan kebhinekaan melalui kue tradisional,” ungkapnya sumringah.
Berbeda dengan kue semprit pada umumnya, tambahan topping pada Kueh Raso ini memberikan daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Beberapa topping yang ditawarkan mulai dari cokelat hitam hingga cokelat putih. “Untuk varian rasanya, Kueh Raso kami memiliki empat rasa; coklat, putih, coklat selimut, dan putih selimut,” ujar mahasiswa asal Surabaya ini.
Selain varian rasa dan topping yang beragam, produk Kueh Raso juga dikemas secara menarik. Dalam pemasarannya, Saad dan tim mengangkat isu kebhinekaan. Sehingga tiap kemasan dan konten pemasaran didesain dengan unsur persatuan Indonesia, serta pesan-pesan yang mengungkapkan kebhinekaan. “Harapannya, melalui Kueh Raso ini, pelanggan dapat menghayati arti Bhineka Tunggal Ika,” tuturnya ketika ditemui ITS Online.
Dari sepuluh semi finalis yang diambil, Saad dan tim berhasil meraih juara pertama. Ia menjelaskan bahwa penilaian dalam lomba business plan ini ada pada seberapa mampu peserta mengangkat isu yang ingin diusungnya. Selain itu, peluang bisnis untuk dapat diimplementasikan secara langsung juga menjadi faktor utama.
Alumnus SMA Negeri 5 Surabaya ini menuturkan, kejuaraan yang berhasil diraih oleh timnya tidak membuat mereka berhenti untuk menjalankan bisnis ini. Saad dan tim bahkan sepakat membagi peran. Saad bertugas pada bagian produksi, Irfan pada pemasaran, dan Wila pada bagian desain dan digital marketing.
Kerjasama yang baik antar ketiganya membuat bisnis yang baru dimulainya ini banyak dikenal masyarakat. Mereka juga telah menerima pesanan dari beberapa mahasiswa dan masyarakat umum, “Banyak pelanggan memberikan respon positif terhadap Kueh Raso kami,” ungkapnya.
Ke depannya, Saad dan tim berniat untuk mengembangkan produk kue Rasso dengan lebih banyak varian rasa. Mereka juga ingin mengembangkan kue tradisional lain selain semprit, sehingga bisa mengangkat eksistensi kue tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
Terakhir, Saad berharap produk Kueh Raso-nya akan semakin berkembang dan dapat mengangkat nilai-nilai kebhinekaan. Ia juga berpesan kepada masyarakat luas, bahwa kita harus bisa menjaga nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan. “Saya berharap, melalui produk ini kita dapat menginterpretasikan nilai-nilai tersebut,” pungkasnya penuh harap. (sin/id)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/03/08/raih-juara-pertama-business-plan-berkat-kue-semprit/