UNS-Kelompok Studi Ilmiah (KSI) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Sharing Session dengan mengusung tema beasiswa. Kegiatan tersebut diadakan pada Sabtu (4/7/2020) melalui aplikasi Zoom Meeting dan Youtube.
Dalam kegiatan ini, KSI FP UNS bekerja sama dengan Penerima Beasiswa angkatan 167 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) serta menghadirkan tiga pembicara yang merupakan penerima beasiswa LPDP.
Ketiga pembicara tersebut yaitu Mercy Bientri Yunindanova, M.Si., Muhammad Syifa’ussurur, S.Sos., dan Nurul Laili, S.Fil. Sharing session ini dihadiri pula oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FP UNS, Dr. Agung Wibowo yang sekaligus memberikan sambutan. Dr. Agung sangat mengapresiasi kegiatan ini serta mengajak untuk berkolaborasi dengan organisasi mahasiswa.
“Bisa direncanakan untuk mengadakan kegiatan tingkat nasional yang ada komponen lomba. Kedepan kita juga harus membuka diri, mungkin bisa dengan studi banding maupun berkolaborasi dengan kelompok studi ilmiah perguruan tinggi lain ataupun badan Litbang,” jelasnya.
Pada sesi pertama yang disampaikan oleh Mercy Bientri Yunindanova, M.Si, Ia membagikan pengalaman saat mendaftar beasiswa LPDP. Dosen Fakultas Pertanian tersebut pernah beberapa kali mendaftar beasiswa sejak lulus S-2 pada tahun 2012, namun baru diterima pada tahun 2019.
“Dalam mencapai itu semua pasti membutuhkan effort, saya memilih untuk mencari beasiswa agar tidak merepotkan orangtua serta agar dapat merasakan kompetisi. Banyak sekali beasiswa yang tersedia seperti Australia Awards Scholarships, saya juga pernah apply tapi belum rezeki. Selain itu ada Chevening, DAAD, LPDP, BUDI, Unggulan, Monbusho, dan masih banyak lainnya,” paparnya.
Sebelum memilih beasiswa, harus dipertimbangkan terlebih dahulu beberapa ketentuan-ketentuannya. Hal yang dapat menjadi pertimbangan antara lain nominal beasiswa, ada biaya riset atau tidak, memerlukan LoA atau tidak, memperbolehkan membawa keluarga atau tidak, dan sebagainya. Mercy juga membagikan tips dalam meraih beasiswa berdasarkan pengalamannya.
“Yang pertama adalah percaya pada diri, kita harus paham persyaratan, proses, hak dan kewajiban, serta take action. Jadi kita harus berani mulai, tidak hanya wacana saja. Harus bangkit apabila gagal, kemudian mampu menceritakan peran dan pencapaian untuk berbagi semangat karena setiap orang memiliki potensi,” jelasnya.
Kemudian pada sesi yang disampaikan oleh Muhammad Syifa’ussurur, Ia juga membagikan pengalamannya saat mendaftar LPDP.
“Saya merasa ilmu kependidikan saya masih kurang, sehingga saya punya keinginan untuk terus menambah ilmu. Apalagi saya mengajar dan mengabdi di pesantren sehingga saya harus mengupgrade ilmu. Pencapaian teman juga saya jadikan motivasi, seperti banyak teman yang sudah lanjut S-2, ada yang sudah mau lulus,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa salah satu hal terpenting sebelum mendaftar beasiswa adalah niat. “Perbaiki niat, jadi niatnya yang bagus dan kuat untuk mendaftar LPDP. Kalau niatnya sudah setengah-setengah, takut diterima apa enggak lebih baik enggak usah sekalian. Kemudian kalau bisa secepat mungkin mendapat sertifikat bahasa, itu jalan pertama untuk mendapat beasiswa,” imbuhnya.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Nurul Laili, penerima beasiswa LPDP Universitas Gadjah Mada. “Kita harus menyiapkan sana, niat, dan tenaga. Karena memang kita harus menyiapkan jauh-jauh hari untuk kursus bahasa Inggris serta tes TOEFL yang butuh biaya tidak sedikit. Kemudian kita juga harus menyiapkan berkas seperti esai, sertifikat bahasa, proposal studi, dan rencana studi. Pada seleksi administrasi harus benar-benar teliti dan sabar menyiapkan satu persatu,” ungkapnya.
Setelah seleksi berkas, seleksi selanjutnya yaitu seleksi berbasis komputer dan wawancara.
“Kita bisa menyiapkan diri untuk seleksi wawancara dengan latihan sendiri. Saat wawancara, kita harus bersikap sopan, meyakinkan, tidak berbelit-belit, dan tegas.” tutupnya. Humas UNS
Sumber : https://uns.ac.id/id/uns-update/ksi-fp-uns-gelar-sharing-session-beasiswa-lpdp.html