Logo Eventkampus

Gerhana Bulan Tak Tampak? Tenang, 'Dia' akan Datang(Lagi)

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Gerhana Bulan Tak Tampak? Tenang, 'Dia' akan Datang(Lagi)

Gerhana bulan total atau yang disebut super blue blood moon baru saja berlalu. Sayangnya, fenomena langit ini di beberapa daerah di Indonesia tak dapat disaksikan.

Hal itu karena awan mendung menutupi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Tapi bagi Anda yang Rabu (31/01/2018) lalu tak sempat menyaksikannya, gerhana bulan total akan kembali menyapa Indonesia pada 28 Juli 2018 mendatang.

Dilansir dari Time, Rabu (31/01/2018), wilayah yang dapat mengamati fenomena gerhana bulan total kedua pada 2018 ini adalah sebagian benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia, termasuk Indonesia.

Sama seperti gerhana bulan total pada 31 Januari 2018 lalu, seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati fenomena ini. Hanya saja, mungkin sebagian wilayah tak dapat mengamati keseluruhan proses gerhana terjadi karena bulan akan terbenam dalam keadaan masih gerhana.

Dirangkum dari Langit Selatan, Minggu (31/12/2017), saat gerhana bulan total ini terjadi, bulan akan tampak kemerahan bagi pengamat di bumi. Gerhana bulan total ini diperkirakan akan terjadi selama 6 jam 13 menit.

Proses gerhana bulan total ini sendiri akan terjadi mulai pukul 00.14 WIB. Sedangkan durasi gerhana totalnya akan berlangsung selama 1 jam 42 menit.

Panjangnya durasi gerhana bulan ini disebut-sebut yang paling lama sejak 18 tahun lalu.

Tak Hanya Gerhana Bulan Total

Sebenarnya, selain gerhana bulan total, bumi akan merasakan gerhana matahari sebagian. Bahkan, pada tahun 2018 ini, ada 3 gerhana matahari sebagian yang dapat dinikmati.

Sayangnya, ketiga gerhana matahari tersebut tidak dapat diamati dari Indonesia.

Bulan ini saja misalnya, gerhana matahari sebagian akan terjadi pada 15 Februari 2018. Gerhana ini akan mudah diamati di Antartika.

Namun, sebagian wilayah Chile dan Argentina juga dapat mengamati fenomena alam ini.

Selanjutnya, gerhana matahari sebagian akan kembali hadir pada 13 Juli 2018. Sayangnya, gerhana ini akan terjadi di wilayah yang hampir tak berpenghuni.

Pasalnya, bayangan bulan akan jatuh di antara wilayah Australia dan Antartika. Ini menyebabkan gerhana tersebut hanya dapat dilihat di sebagian kecil wilayah Australia dan sisanya berada di lautan Hindia, Pasifik, dan wilayah tak berpenghuni di Antartika.

Gerhana matahari sebagian terakhir akan terjadi pada 11 Agustus 2018. Wilayah yang yang bisa menyaksikan gerhana ini adalah sebagian Eropa dan Asia, Kanada, Greenland, Lautan Atlantik, dan Lautan Artik.

Sedangkan, puncak gerhana ini akan terjadi wilayah Rusia, yaitu Laut Siberia Timur.

sumber : kompas.com

Penulis

foto Anggun Prastiwi
Anggun Prastiwi
SMK NEGERI 2 KARANGANYAR

Artikel Terkait

MALIMPA UMS gelar Seminar Nasional Lingkungan Hidup
28 November 2017
Ketiga Kalinya dalam 4 Dekade, Salju Turun di Gurun Sahara
12 Januari 2018
Inilah El Gordo, Galaksi Terbesar, Terpanas, dan Paling Terang
19 Januari 2018
3 Zodiak dengan Kesabaran Luar Biasa,Apakah Anda salah satunya ?
19 Januari 2018
Falsafah Kopi Wong Jowo
22 Januari 2018
PANIK! APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN(?)
22 Januari 2018

Komentar