Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ø¥Ùنَّمَا بÙعÙثْت٠ÙلأÙتَمÙّمَ صَالÙØÙŽ اْلأَخْلاَقÙ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali. Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَل٠الْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ Ø¥Ùيْمَانًا Ø£ÙŽØْسَنÙÙ‡Ùمْ Ø®ÙÙ„Ùقًا، ÙˆÙŽØ®ÙيَارÙÙƒÙمْ Ø®ÙيَارÙÙƒÙمْ Ù„ÙÙ†ÙسَائÙÙ‡Ùمْ.
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya.”
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَل٠ÙÙيْ Ù…Ùيْزَان٠الْمÙؤْمÙن٠يَوْمَ الْقÙيَامَة٠مÙنْ Ø®ÙÙ„ÙÙ‚Ù Øَسَن٠وَإÙÙ†ÙŽÙ‘ اللهَ Ù„ÙŽÙŠÙبْغÙض٠الْÙَاØÙØ´ÙŽ الْبَذÙيْءَ.
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pula:
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ Ù…Ùنْ Ø£ÙŽØَبÙّكÙمْ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙŠÙŽÙ‘ وَأَقْرَبÙÙƒÙمْ Ù…ÙÙ†Ùّيْ مَجْلÙسًا يَوْمَ الْقÙيَامَة٠أَØَاسÙÙ†ÙŽÙƒÙمْ أَخْلاَقاً…
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya…”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Surga, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
تَقْوَى الله٠وَØÙسْن٠الْخÙÙ„ÙÙ‚ÙØŒ وَسÙئÙÙ„ÙŽ عَنْ أَكْثَر٠مَا ÙŠÙدْخÙل٠النَّاسَ النَّارَ؟ Ùَقَالَ: اَلْÙَم٠وَالْÙَرْجÙ.
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ketika ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Lidah dan kemaluan.”
Ahlus Sunnah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, menganjurkan untuk bersilaturrahim, serta berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan Ibnu Sabil. Mereka (Ahlus Sunnah) melarang dari berbuat sombong, angkuh, dan zhalim. Mereka memerintahkan untuk berakhlak yang mulia dan melarang dari akhlak yang hina.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللهَ كَرÙيْمٌ ÙŠÙØÙبÙÙ‘ الْكَرَمَ وَمَعَالÙÙŠÙŽ اْلأَخْلاَق٠وَيÙبْغÙض٠سÙÙْسَاÙَهَا.
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina.”
Sungguh akhlak yang mulia itu meninggikan derajat seseorang di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ الْمÙؤْمÙÙ†ÙŽ Ù„ÙŽÙŠÙدْرÙك٠بÙØÙسْن٠خÙÙ„ÙÙ‚Ùه٠دَرَجَةَ الصَّائÙم٠الْقَائÙÙ…Ù.
“Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik, akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam.”
Akhlak yang mulia dapat menambah umur dan menjadikan rumah makmur, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
…ÙˆÙŽØÙسْن٠الْخÙÙ„ÙÙ‚Ù ÙˆÙŽØÙسْن٠الْجÙوَار٠يَعْمÙرَان٠الدÙّيَارَ وَيَزÙيْدَان٠ÙÙÙŠ اْلأَعْمَارÙ.
“… Akhlak yang baik dan bertetangga yang baik keduanya menjadikan rumah makmur dan menambah umur.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sebutkan dalam firman-Nya:
ÙˆÙŽØ¥Ùنَّكَ لَعَلَىٰ Ø®ÙÙ„Ùق٠عَظÙيمÙ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.” [Al-Qalam: 4]
Hal ini sesuai dengan penuturan ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma:
كَانَ رَسÙوْل٠الله٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø£ÙŽØْسَنَ النَّاس٠خÙÙ„Ùقاً.
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
Begitu pula para Sahabat Radhiyallahu anhum, mereka adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan di antara akhlak Salafush Shalih Radhiyallahu anhum, yaitu:
1. Ikhlas dalam ilmu dan amal serta takut dari riya’.
2. Jujur dalam segala hal dan menjauhkan dari sifat dusta.
3. Bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah dan tidak khianat.
4. Menjunjung tinggi hak-hak Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Berusaha meninggalkan segala bentuk kemunafikan.
6. Lembut hatinya, banyak mengingat mati dan akhirat serta takut terhadap akhir kehidupan yang jelek (su’ul khatimah).
7. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak berbicara yang sia-sia.
8. Tawadhdhu’ (rendah hati) dan tidak sombong.
9. Banyak bertaubat, beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, baik siang maupun malam.
10. Bersungguh-sungguh dalam bertaqwa dan tidak mengaku-ngaku sebagai orang yang bertaqwa, serta senantiasa takut kepada Allah.
11. Sibuk dengan aib diri sendiri dan tidak sibuk dengan aib orang lain serta selalu menutupi aib orang lain.
12. Senantiasa menjaga lisan mereka, tidak suka ghibah (tidak menggunjing sesama Muslim).
13. Pemalu.
Malu adalah akhlak Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ Ù„ÙÙƒÙÙ„ÙÙ‘ دÙيْن٠خÙÙ„Ùقاً ÙˆÙŽØ®ÙÙ„Ùق٠اْلإÙسْلاَم٠الْØَيَاءÙ.
“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu.”
Begitu juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اَلْØَيَاء٠لاَ يَأْتÙيْ Ø¥Ùلاَّ بÙخَيْرÙ.
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata.”
14. Banyak memaafkan dan sabar kepada orang yang menyakitinya.
Ø®Ùذ٠الْعَÙْوَ وَأْمÙرْ بÙالْعÙرْÙ٠وَأَعْرÙضْ عَن٠الْجَاهÙÙ„Ùينَ
_“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”_ [Al-A’raaf: 199]
15. Banyak bershadaqah, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak bakhil/tidak pelit.
16. Mendamaikan orang yang mempunyai sengketa.
17. Tidak hasad (dengki, iri), tidak berburuk sangka sesama Mukmin.
18. Berani dalam mengatakan kebenaran dan menyukainya.
Itulah di antara akhlak Salafush Shalih, mereka adalah orang-orang yang mempunyai akhlak yang tinggi dan mulia serta dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang yang mengikuti jejak mereka adalah orang-orang yang harus mempunyai akhlak yang mulia karena akhlak mempunyai hubungan yang erat dengan ‘aqidah dan manhaj. Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah Azza wa Jalla dan diberikan kekuatan untuk dapat meneladani akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya Radhiyallahu anhum.
Dan tidak boleh seseorang mengatakan: “Salaf itu tidak berakhlak.” Kalimat ini merupakan celaan terhadap generasi yang terbaik dari ummat ini. Adapun kesalahan dari akhlak tiap individu, maka tidak ada seorang manusia pun yang ma’shum kecuali Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,