Kisah ini bermula saat Aku benar-benar sedang jatuh, terasa menyakitkan. Banyak peristiwa yang terjadi sehingga Aku harus membagi waktu dan terasa keteteran. Yap, orang biasa yang mencoba untuk sok sibuk Aku terpuruk, air mata ini sudah tidak bisa dibendung lagi apalagi saat menceritakan hal ini kepada mereka (yang selalu ada dan support), meninggalkan penyesalan yang mendalam.
Entah mengapa munculah 2 tanda tanya besar dalam benakku. Aku tidak bisa menjawabnya sendiri, butuh masukkan agar Aku yakin seyakin-yakinnya. Jadi, Aku coba tanya pada orang yang menurutku cocok (paham maksud analogi pertanyaanku). Pertanyaan yang pertama yaitu Apa yang Kamu Pilih Antara Burung yang Terbang di Langit atau Angsa yang Diam di Danau, Coba Jelaskan Alasannya? Kemudian pertanyaan kedua, Bagaimana Menurutmu Jika Hidup Itu Seperti Hukum Rimba (Siapa Kuat, Dia Menang)?
Orang yang Aku ajukan pertanyaan tersebut, semuanya memilih burung. Ada yang bilang seperti ini “Karena terbang di langit kita bisa membidik mangsa yang akan kita terkam, sekaligus melihat keadaan sekitar apakah berbahaya atau tidak. Berbeda dengan angsa yang diam di danau, dia dekat dengan mangsa tapi dia juga bisa terkena serangan dari hewan lain yang lebih buas misal buaya atau ular”. Dan yang lainnya bilang seperti ini “Terbanglah bebaskan dirimu, jadilah diri sendiri dan keluar dari zona nyaman.”
Kemudian, untuk jawaban pertanyaan kedua ada yang bersepakat bahwa hidup itu seperti hukum rimba. Seperti ini jawabannya “Kuat disini maksudnya bukan secara fisik, tapi hal yang positif. Misalnya ketika lingkungan kita atau orang umumnya bangun jam 8, maka kita harus bangun jam 6 atau 7, lebih awal dari yang lain. Ketika yang lain rajin, maka kita harus lebih rajin. kita harus menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Itulah kuat.”
Aku renungi semua yang telah ku perbuat, berusaha untuk memperbaikinya meskipun sekarang anak tangga yang harus dinaiki lebih tinggi dari sebelumnya. Aku sadar bahwa hal yang harus Aku ingat ialah jangan pikirkan berapa kali jatuh, tapi ingatlah berapa kali bangkit dan berjuang. Yang terpenting, jangan memaksakan diri.
Dengan demikian, itu memacu ku untuk terus bangkit dan tidak mau jatuh lagi apalagi jika jatuh pada lubang yang sama. Sudah cukup!!! Aku memutuskan memilih burung karena Aku juga ingin terus terbang bebas mempelajari hal-hal baru. Meskipun kita terus berjalan, akan ada orang-orang yang berlari. Terlebih jika kita hanya diam, akan banyak orang yang terus bergerak maju sehingga akan semakin sulit nanti untuk menyusulnya bahkan untuk setara dengannya. So, percayalah pada dirimu, ingat setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan. Fokuslah pada kelebihanmu. Teruslah berjuang, selalu semangat, gapailah juga impian-impianmu, dan buatlah lukisan senyuman terindah terutama untuk mereka (ibu dan ayah) keluarga tercintamu.
Allah Maha Adil, Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar setiap doa yang dipanjatkan hambanya. Dan ingatlah sebuah firman Allah “Dan Hanya Kepada Tuhanmulah Engkau Berharap” (QS. Al-Insyiroh : 8).
Kau pasti menyadari bahwa kehidupan itu laksana roda yang selalu berputar, tidak selamanya berada diatas dan sebaliknya, dan kau melihat fenomena pelangi yang biasa muncul setelah hujan turun.. betapa cantiknya warna warni mereka bukan? merupakan anugerah dari Tuhan. Dan kau sering mendengar kalimat “Akan indah pada waktunya nanti”. Ya percayalah, itu juga bisa menjadi kenyataaan. SEMANGAT !!!