Logo Eventkampus

Yuk, jadi Socrates muda di era modern!

access_time | label Lainnya
Bagikan artikel ini
Yuk, jadi Socrates muda di era modern!

Socrates. Siapa yang tidak mengenalnya? Nama yang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Satu orang tapi bisa merubah alur sejarah peradaban dunia. Hebat bukan? Lalu, apa yang dilakukannya?

Bagi kalian yang suka membaca novel, ada beberapa karya anak bangsa Indonesia yang membahas mengenai Socrates di dalam novelnya. Novel 5 cm salah satunya, karya Donny Dhirgantoro. Dalam novelnya halaman 155 sampai 163, cukup membuat siapa saja yang membacanya pasti akan termotivasi, bahkan bisa sampai kagum oleh Socrates. Kalo kata anak-anak jaman sekarang sih, jadi fans.

Socrates pada dasarnya tidak berasal dari keluarga yang kaya raya, loh. Ayahnya hanya seorang pemahat patung dari batu dan ibunya adalah seorang bidan.

Satu hal yang cukup unik dari Socrates yaitu dia adalah seorang filsuf yang tidak pernah menulis satu kalimat pun. Semua yang menjadi buah pikirannya berasal dari catatan Plato, murid pertama Socrates. Jadi, Socrates ngapain aja dong? Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai orang bijak yang hanya berjalan-jalan di alun-alun Athena, yang kerjaannya cuma nanya terus sama orang-orang yang ada disana.

Kok gitu? Oke, jadi gini, kalian tau kutipan terkenal dari Socrates yang bunyinya, "The only true wisdom is to know that you know nothing"? Intinya nih, arti bijaksana yang sebenarnya menurut dia adalah mengetahui bahwa dirinya itu tidak tahu. makannya tuh Socrates nanya mulu. Tidak hanya sampai situ aja, Socrates bertanya untuk berdiskusi karena dia tidak pernah mau bersikap menggurui orang lain. Dia selalu berlagak seakan-akan tidak tahu, untuk tahu semuanya, dia tidak pernah menganggap rendah dan tidak mau juga dianggap rendah oleh orang lain, selalu menganggap bahwa semua manusia itu sama, punya akal. Bahkan, dia mau bergaul dan berdiskusi bersama budak, padahal di jaman itu, seorang budak tidak dianggap manusia. Tapi, justru dari sanalah orang-orang sadar akan kehebatan dari seorang Socrates.

Nah dalam salah satu tulisannya, Republic, karya Plato (murid Socrates) menulis mengenai suatu goa, dimana orang-orang yang berada di dalam goa itu duduk menghadap ke arah dinding goa dengan cahaya api unggun di depan mereka, dengan dunia luar di belakang mereka. Sementara di luar goa, segala sesuatu terjadi di belakang mereka dan sedihnya mereka hanya melihatnya lewat pantulan yang ada di dinding goa yang ada di depan mereka. Mereka hanya melihat bayang-bayang semesta aja. Mereka pun tenggelam dalam bayang-bayang itu. Suatu hari ada satu orang yang akhirnya keluar dari goa itu dan menemukan bahwa ternyata di luar sana banyak keindahan sejati yang menunggu mereka di dunia nyata, tanah, air, sungai-sungai, dan kehidupan yang indah. Lalu orang yang sudah keluar tersebut memberi tahu mereka tentang keindahan diluar sana dan mengajaknya keluar. Tapi, mereka masih saja tetap percaya bahwa bayangan yang mereka lihat di dinding goa adalah yang aslinya. Akhirnya, orang yang mengajak keluar itu dibunuh. (Sumber: Novel 5 cm, karya Donny Dhirgantoro, hal. 157)

Kalo kita lihat dari cerita singkat yang dibuat oleh Plato, hal itu konon katanya merupakan cerminan dari kisah hidup Socrates dan sebagai bentuk kekecewaannya. Plato menganggap bahwa orang-orang yang di goa itu adalah Athena yang telah membunuh Socrates, karena di akhir kisah hidupnya, Socrates dituduh telah membahayakan negara dengan pemikiran-pemikirannya yang gila. Tragis bukan?

Eits, tapi jangan diambil sisi tragisnya, kita bisa lihat gimana di masa sekarang ini banyak anak-anak muda jaman sekarang yang takut untuk berpendapat. Jika kamu ingin menjadi seorang yang mirip dengan Socrates, jangan pernah takut untuk berpendapat dan tetap rendah hati.

Kita tidak perlu seratus persen mengikuti langkah-langkah dari Socrates yaitu dengan menanyakan setiap orang yang tidak dikenal dan berdiskusi, kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan terdekat kita, yaitu sekolah. Kalo kita mau ada perubahan di sekolah kita, jangan takut dan ragu, kita harus bisa out of the box seperti Socrates. Pasti kita senangkan kalo bisa berpengaruh ke sesama?

Selalu rendah hati adalah kuncinya, jangan sampai kita sombong hanya karena nilai tinggi yang kita miliki, justru kita harus terus punya sikap yang mau belajar. Seperti padi, makin berisi ya makin merunduk. Jangan jadi seorang yang ada di dalam goa, yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, dan tidak mau terbuka terhadap hal-hal baru.

Oke, sekian ulasan mengenai Socrates, semoga bisa bermanfaat. 

Penulis

foto Sandra junita
Sandra junita
SMAS Citra Berkat
Sandra junita. 17 tahun. Sekolah di SMAS Citra Berkat. Kelas 12 :)

Artikel Terkait

Beda antar aku, kamu, dan kita
13 Juni 2017
TIPS & TRIK MENANG LOMBA ARTIKEL
14 Juni 2017
MEMATRI REVOLUSI MENTAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA
17 Juni 2017
ZAMAN NOW! BERPRESTASI DENGAN "ANUGERAH", TAMPAN BAK ARTIS!!
31 Oktober 2017
Tips Tips Agar Kamu Gak Salah Pilih Jurusan Kuliah
15 Februari 2018
MENGEMBALIKAN GAIRAH PENDIDIKAN INTELEKTUAL MINORITAS
29 Juli 2018

Komentar