Ketika ditemui kru ITS Online, dosen yang kerap disapa Hamzah ini menyampaikan meskipun FSAD merupakan penggabungan antara Fakultas Sains (FS) dengan Fakultas Matematika dan Komputasi Data (FMKSD) yang mana merupakan dua rumpun ilmu berbeda yakni sains alam dan sains data, Ia yakin bahwa FSAD dapat bersinergi dalam menjawab tantangan di era digital.
“Karena kedua fakultas tersebut (FS dan FMKSD, red) berasal dari fakultas yang sama sebelum dipisah pada 2017 lalu, saya yakin sinergi antara dua rumpun ilmu ini dapat terjalin,” tegas Hamzah.
Meskipun demikian, dosen Departemen Kimia ini mengakui perbedaan karakteristik di setiap departemen juga akan menjadi sebuah tantangan bagi FSAD. Oleh karena itu, Hamzah berencana untuk meningkatkan kualitas departemen secara adil. “Yang sudah kuat diperkuat lagi dan yang masih kurang harus segera dilakukan perbaikan,” ungkapnya.
Lanjut Hamzah, Ia membeberkan beberapa masalah yang terjadi di fakultas yang Ia pimpin ini. Di antaranya ialah kurangnya sarana dan prasarana seperti ruang dosen, laboratorium, dan ruang kuliah. Ia menyebutkan hal tersebut lantaran dana yang dianggarkan guna pengembangan sarana dan prasarana sangat minim.
Kendati demikian, berbagai masalah tersebut tak menggoyahkan keinginan Hamzah untuk membuat FSAD menjadi fakultas terbaik di ITS serta panutan bagi fakultas sejenis di Indonesia. Guna mencapai hal tersebut Hamzah memiliki dua fokusan utama yang harus diterapkan yakni pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan fakultas.
Dalam pengembangan SDM, Hamzah menuturkan bahwa dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa harus memiliki keseimbangan kualitas. Kompetensi dan kualifikasi perlu ditingkatkan pada dosen dan tenaga pendidik. Sedangkan, penambahan jumlah input berkualitas tanpa mengganggu jumlah sarana prasarana yang ada perlu diterapkan pada mahasiswa.
“Dengan adanya keseimbangan kualitas antar SDM saya yakin fakultas ini akan lebih baik lagi,” jelas Hamzah
Sedangkan pada pengembangan fakultas, Hamzah lebih menekankan pada penambahan program studi baru yang menjawab tantangan era industri 4.0. Diantaranya adalah program studi bioinformatika yang menggabungkan ilmu biologi, kimia, matematika, statistika, dan sains data untuk mengolah data juga memprediksi penyakit. Lalu ada pula program studi profesi fisika medis yang sangat dibutuhkan rumah sakit.
“Saya berharap agar program-program studi baru tersebut segera direalisasikan,” ungkap pria yang juga lulusan Departemen Kimia ITS.
Hamzah menambahkan, tidak hanya program sarjana saja yang perlu dikembangkan tetapi program pascasarjana pun perlu dikuatkan. Penambahan mahasiswa dengan tidak membebani sarana prasarana juga masih menjadi cara Hamzah dalam kasus ini. “Selain itu, adanya kerja sama dengan perguruan tinggi luar juga menjadi suatu cara untuk memperkuat program pascasarjana ini,” jelasnya.
Pada akhir wawancara, Hamzah menegaskan bahwa prinsip keseimbangan, sinergis, dan visioner akan selalu Ia pegang dan Ia terapkan selama masa kepemimpinannya. “Saya yakin jika ketiga prinsip tersebut direalisasikan maka semua tujuan fakultas ini dalam menjawab tantangan era industri 4.0 akan tercapai,” pungkasnya. (dil/rur)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/02/03/hamzah-siap-bawa-fsad-jawab-tantangan-era-digital/