Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., membuka kegiatan School of International Training (SIT) Study Abroad ke-22 di Fakultas Filsafat UGM. SIT merupakan kegiatan rutin yang diadakan Fakultas Filsafat UGM dan telah dimulai sejak tahun 2009 silam.
Program ini diselenggarakan setiap semester yakni setiap bulan Februari dan September. Kegiatan ditujukan sebagai wadah untuk mengenalkan Filsafat Indonesia kepada generasi muda khususnya mahasiswa Amerika Serikat.
“Kita berharap semoga para mahasiswa Amerika bisa memanfaatkan kesempatan ini dan belajar tentang budaya Indonesia," kata Rektor di Auditorium Fakultas Filsafat UGM, Senin (10/2).
Rektor menyambut baik kegiatan ini dan berharap sebanyak 22 mahasiswa Amerika yang mengikuti SIT kali ini berdiskusi dengan mahasiswa-mahasiswa UGM dalam banyak hal. Dengan begitu, keduanya akan terjalin relasi yang sangat baik.
Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjono, menambahkan sebanyak 22 mahasiswa Amerika tersebut akan mempelajari bahasa, seni, budaya, dan agama di Indonesia. Selain itu, mereka selama dua pekan bisa mengenal sekaligus belajar tentang filsafat timur, filsafat barat, filsafat agama, filsafat Pancasila, filsafat wayang dan lain-lain yang dimiliki Fakultas Filsafat UGM.
“Selain soal seni, budaya nusantara, kita berharap para mahasiswa juga belajar berbagai filsafat yang ada di fakultas ini," ucapnya.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerja Sama dan Alumni, Dr. Septiana Dwiputri Maharani, menambahkan kegiatan School of International Training (SIT) Study Abroad merupakan kegiatan rutin. Untuk kali ini merupakan gelaran yang ke-22 dan diikuti 22 mahasiswa Amerika dari berbagai perguruan tinggi dari bermacam program studi.
“Program ini luar biasa karena kami bekerja sama dengan SIT Program dan ingin menampilkan wajah nusantara. Wajah ke Indonesiaan, kemudian kearifan-kearifan lokal, dan kemudian mahasiswa yang datang dari Amerika dari berbagai universitas dan program studi yang dikoordinir bu Dr. Ni Wayan Ariyati belajar soal itu," katanya.
Di Yogjakarta para mahasiswa Amerika juga akan singgah di Godean, Sleman. Mereka akan tinggal di rumah-rumah penduduk.
Dengan satu mahasiswa Amerika tinggal di rumah penduduk harapannya mereka bisa belajar hidup sebagai masyarakat Indonesia. Sementara di Fakultas Filsafat UGM saat siang hari, mereka akan belajar soal budaya, agama, kemasyarakatan dan lain-lain.
“Jadi, mereka tidak bersama-sama. Mereka belajar hidup sebagai masyarakat Indonesia," ucapnya.
Dengan kerja sama semacam ini harapannya akan terlihat Indonesia dalam wujud budaya dan agama. Sebab, jika Indonesia tidak ditampilkan dalam kerja sama akademik semacam ini maka orang hanya melihat Indonesia dari sisi-sisi lain, seperti konflik soal agama atau kebudayaan-kebudayaan yang tidak dapat disiarkan.
“Mereka belajar Indonesia yang terdiri dari bermacam agama, hidup rukun dan sebagainya. Kebudayaan yang berbeda bisa diperlihatkan melalui program ini. Mereka belajar tentang bagaimana masyarakat Indonesia. Setelah mereka belajar bermacam-macam itu selama 2 pekan maka program ini ditutup dengan penampilan tari mahasiswa Program SIT. Jadi, ditutup dengan menari sebagai salah satu produk budaya Indonesia," imbuh Septiana. (Humas UGM/ Agung)
Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/19004-22-mahasiswa-amerika-belajar-agama-dan-kebudayaan-di-ugm