Logo Eventkampus

Satu-satunya dari Indonesia, Dosen ITS Menjadi Anggota Ilmuwan Muda Dunia

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Satu-satunya dari Indonesia, Dosen ITS Menjadi Anggota Ilmuwan Muda Dunia

GYA merupakan akademi ilmu pengetahuan ilmuwan muda di seluruh dunia yang bertujuan sebagai wadah kolaborasi dan dialog internasional. Tahun ini, 40 anggota baru yang berasal dari 30 negara terpilih menjadi anggota GYA. Menariknya, dosen yang kerap disapa Fatma ini merupakan satu-satunya anggota GYA 2020 yang berasal dari Indonesia.

Perempuan berdarah Madura ini mengungkapkan, untuk menjadi salah satu anggota GYA, harus melewati perjalanan panjang dan seleksi yang sangat ketat. Pasalnya, GYA benar-benar menjaring ilmuwan yang memiliki expertise atau keahlian yang baik. “Untuk menjadi anggota GYA memang tak mudah, mereka (GYA, red) perlu melihat latar belakang dan rekam jejak kita di bidang ilmu pengetahuan,” tutur istri dari Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD ini.

Tak hanya pengalaman dalam riset, lanjut perempuan berkacamata tersebut, rekam jejak yang dimaksud adalah kontribusi kepada masyarakat, keaktifan anggota di bidang ilmu pengetahuan, visi misi yang dimiliki, serta bagaimana cara mereka mentransfer ilmu yang dimiliki kepada publik. “Selain itu, meski usia tak sepenuhnya menjadi patokan, namun anggota GYA harus memiliki gelar doktor dalam kurun waktu tiga sampai 10 tahun,” bebernya.

Yang paling penting, tambahnya, GYA sangat mengapresiasi karya paper dan kolaborasi yang telah dibuat dengan beberapa negara lainnya. “Dan alhamdulillah saya sudah berhasil berkolaborasi dengan beberapa negara di antaranya Jepang, Prancis, dan Malaysia,” ungkap perempuan yang pernah mendapat penghargaan internasional oleh raksasa kosmetika Prancis, L’Oreal dengan organisasi pendidikan PBB, UNESCO.

Fatma sendiri diketahui telah berhasil menulis sebanyak 30 paper dan 20 penelitian. Atas kerja keras dan prestasi mengagumkan yang dimiliki, ia dinilai layak menjadi bagian dari GYA dan rencananya akan dilantik pada Juni 2020 mendatang di Jerman. “Menjadi anggota baru GYA, memberikan kehormatan bagi saya karena dapat berkomunikasi dengan ilmuwan hebat di penjuru dunia,” celetuknya bahagia.

Seperti halnya minggu lalu, ujar perempuan kelahiran 3 November 1980 tersebut, dirinya beserta 39 anggota lainnya melakukan kerja sama keterbukaan ilmu pengetahuan. “Kapasitas dan pola pikir mereka (ilmuwan, red) yang sudah lintas negara semakin memudahkan kami untuk mendapatkan hasil maksimal,” ujar ibu dari Fahira Yumiko Azzahra dan Filza Michiko Farzama ini.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Presiden Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia ini juga menjelaskan, kegiatan yang akan ia lakukan setelah menjadi anggota GYA ini adalah mengadakan annual general meeting dan rencananya akan digelar di India, 9 – 12 Juni mendatang. “Selain itu, kami juga akan mengadakan keterbukaan ilmu pengetahuan antar negara,” imbuhnya.

Di akhir wawancara, perempuan yang memiliki minat tinggi terhadap ilmu pengetahuan ini berpesan kepada calon ilmuwan muda untuk mulai melangkahkan tekadnya sejak dini. Dengan tidak menunggu dan mengambil kesempatan yang ada, dirinya yakin calon ilmuwan muda dapat berproses dengan baik. “Ketika muda itu ruang gerak sangat tak terbatas, jadi kembangkan passion-mu dan kenali minatmu,” tandasnya mengingatkan. (chi/HUMAS ITS)



Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/04/22/satu-satunya-dari-indonesia-dosen-its-menjadi-anggota-ilmuwan-muda-dunia/

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Kembangkan SEAFERS, Mahasiswa ITS Sabet Medali Emas
01 November 2019
Calon Gubes ITS Gagas Material untuk Energi dan Lingkungan
16 November 2019
Kali Pertama, ITS Gelar CommTECH Virtual
13 Agustus 2020
Peringkat ITS Naik dalam QS World University Ranking by Subject 2021
09 Maret 2021
Melalui Poster 3D, Mahasiswa ITS Ajak Masyarakat Junjung Toleransi Beragama
24 Maret 2021
Bersama ITS, Mensos Diskusikan Rancangan Program Penanggulangan Bencana
19 April 2021

Komentar