1. Korea Selatan
Dengan kemajuan negaranya, Korea Selatan ternyata diprediksi akan mengalami kepunahan di tahun 2750. Hal ini dikarenakan rendahnya jumlah kelahiran di negeri Kpop tersebut. Bahkan prediksi ini menyebutkan jika kelahiran bisa mencapai 0% jika tak ada program pemerintah yang mengatasi masalah ini secara signifikan. Orang asli Korea Selatan bisa menghadapi ‘kepunahan alami’ jika angka kelahiran hanya mencapai 1,19 anak per-wanita. Hal ini diperparah dengan usia menikah yang semakin mundur. Kalau sebelumnya di usia 25 tahun masyarakat Korea Selatan sudah bingung menikah maka saat ini, usia 35 tahun pun menjadi usia normal untuk menikah.
2. Jepang
Gaya hidup yang serba tertata dan mandiri membuat mereka sulit untuk mengubah pola pikir untuk ‘menikah’. Yang ada dibenak warga Jepang, baik pria ataupun wanita adalah bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk membahagiakan diri sendiri. Bagi mereka menikah seolah tak ada gunanya dan memilih hidup melajang. Daftar statistik menyebutkan jika hanya ada 12,8 persen jumlah anak-anak dari populasi penduduk Jepang. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk yang makin menurun. Namun, pemerintah Jepang nggak menutup mata dengan hal ini. Beberapa kebijakan mulai dibuat untuk menarik warganya agar segera menikah. Salah satunya memberi keringanan pada wanita karir yang memiliki anak. Dimana disediakan kompensasi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak bagi mereka yang sudah memiliki buah hati.
3. China
Karena masalah keseimbangan jenis kelamin yang disebut memiliki potensi membawa China ke arah kepunahan. Kebijakan pemerintah yang membatasi warganya untuk melahirkan, serta kemajuan teknologi yang bisa mengakali jenis kelamin kehamilan membuat anak laki-laki kini lebih banyak ketimbang anak perempuan. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi keberlangsungan keturunan China di masa mendatang. Meski hal ini sudah jadi kekhawatiran beberapa orang, namun kebijakan ‘satu anak’ yang sudah berjalan sejak tahun 1980 itu, masih belum mengalami modifikasi yang bisa meminimalisir dampak ketidakseimbangan jenis kelamin.
4. Jerman
Sebuah studi dari perusahaan auditor Jerman BDO dengan Hamburg Institute of International Economics (HWWI) di tahun 2015 menyebutkan, jika Jerman menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat kelahiran terkecil. Dengan 8,2 kelahiran per-1000 penduduk, Jerman telah menggeser Jepang sebagai negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Data ini didapat dari studi dalam lima tahun terakhir. Sejak 1972, angka kematian di Jerman telah melebihi jumlah angka kelahiran bayi. Dengan fakta ini dapat diperkirakan jika prosentase warga usia produktif di Jerman akan mengalami penurunan dari 61% ke 54% pada tahun 2030 mendatang.
5. Indonesia
Indonesia saat ini adalah negara berpenduduk terbanyak ke 4 didunia setelah Republik Rakyat China, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan yang dialami oleh Indonesia bukan hanya masalah ledakan jumlah penduduk, tetapi juga jumlah jomblo yang semakin nggak teratasi jumlahnya. Selain itu juga karena cewek Indonesia mematok tinggi standar pria idaman mereka, seperti aktor hollywood dan juga artis K-POP. Dan karena masalah inilah yang justru memperparah jumlah jomblo di Indonesia yang semakin membludak. Kalau masalah ini tidak ditangani serius oleh pemerintah kita, bukan mustahil penduduk Indonesia akan punah cepat atau lambat.