Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini dan ASEAN, Rasmus A Kristensen, menyampaikan kuliah umum di hadapan mahasiswa program studi Hubungan Internasional Fisipol UGM, Senin (18/11) di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM. Dekan Fakultas Fisipol UGM, Prof. Dr. Erwan Purwanto, mengatakan kegiatan kuliah umum ini rutin dilakukan dengan mengundang para duta besar untuk memberi pengetahuan dan wawasan soal isu hubungan kerja sama internasional. “Memang kita punya kegiatan rutin mengundang dubes dari negara sahabat yang ada di Indonesia maupun Dubes Indonesia di negara sahabat, kebetulan ada apabila mereka ada di Indonesia, kita undang berbagi pengetahuan dengan para adik mahasiswa,” kata Erwan kepada wartawan.
Dalam pemaparan kuliah umum Ambassadorial Lecture, Dubes Denmark ini menyampaikan perkembangan hubungan baik antara Denmark dan Indonesia serta berbagai macam isu dan persoalan yang menjadi perhatian bersama dari kedua negara. “Ia mengajak mahasiswa memikirkan persolan tersebut,” kata Erwan.
Beberapa isu yang menonjol dari kedua negara, kata Erwan, adalah soal lingkungan hidup dan pendidikan. Menurut Erwan, Denmark merupakan salah satu contoh negara di Eropa yang memiliki perhatian besar pada lingkungan hidup melalui pembangunan berkelanjutan. Lalu, sistem pendidikan di Denmark saat ini menjadi rujukan dari berbagai negara termasuk Indonesia. “Negara-negara Skandinavia, seperti Denmark dan Finlandia sistem pendidikannya dicontoh negara lain,” ungkapnya.
Selain mengaitkan sistem pendidikan dengan pengembangan ekonomi kreatif, konsep pendidikan di dua negara tersebut, menurut Erwan, berhasil mengombinasikan antara kegiatan belajar dan bermain. ”Pendidikan mereka mendorong belajar itu tidak menegangkan, belajar dan bermain menjadi satu kegiatan sehingga anak-anak di pendidikan dasar dan menegah jadi lebih produktif, berbeda dengan apa yang kita lakukan, anak didik kita merasa tegang saat masuk kelas,” kata Erwan.
Kegiatan kuliah umum dengan mengundang para dubes ini, kata Erwan, akan terus dilaksanakan untuk mengajak mahasiswa memiliki perhatian terhadap berbagai isu internasional dan bisa berpikir kritis. “Kita harapkan mahasiswa bisa kreatif menyelesaikan persolan yang menjadi isu global,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)