Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menggelar seminar dan pameran Indonesia Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Indo EBTKE Conex) selama dua hari (6/11-8/11/2019).
Mengusung tema "Energy Transition Toward the Renewable Energy Era", Indo EBTKE Conex ke-8 dilaksanakan dalam bentuk seminar dan pameran yang diselenggarakan secara pararel.
Kegiatan ini bekerjasama dengan PT. Adaro Energy, PT. Pertamina Persero, Association Innovation INNOPA, Pemprov DKI, dan Kementerian ESDM Indonesia.
Dibuka oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif acara di isi oleh beberapa instansi dan yayasan yang bergerak di bidang energi terbaharukan.
Mengingat Energi terbarukan menjadi salah satu alternatif masa depan sehingga penelitian dan pengembangan produk yang menggunakan energi ini terus digalakkan.
METI juga menggandeng 17 tim dari Perguruan Tinggi di Indonesia dalam kompetisi Young Renewable Energy seperti Universitas Brawijaya (UB), ITS Surabaya, Universitas Mercu Buana Jakarta, Universitas Prasetya Mulya, Politeknik Akamigas, Universitas Dipenegoro, dan beberapa Universitas lainnya.
Salah satu perwakilan UB adalah Innovation Aligator karya Yusril Fatahilmi (Fakultas Teknik '16) dan Elok Paikoh (Agribisnis '15). Di bawah bimbingan Eka Maulana, ST., MT., M.Eng tim ini berhasil mendapat Grand Prize senilai 15 juta di acara INDOEBTKE.
Inovasi terbarukan Aligator adalah dengan pemanfaatan Hybrid Technology pada perahu nelayan menggunakan tenaga gelombang laut (ocean wave conversion) dan tenaga angin (Aero Power Plant).
Pada dasarnya Aligator menggunakan sistem mekanik yang mengkonversikan tenaga gelombang laut menjadi energi mekanik menggunakan flywheel System (Roda Gila), sedang Aero Power Plant menggunakan desain Penta Helix Savonious yang merupakan kincir angin vertikal dengan effisiensi berat yang lebih ringan dan memberikan tenaga gerak mekanik yang dapat diperoleh dari beberapa arah mata angin. Hybrid Technology pada aligator menjadi sumber listrik pada perahu nelayan sebagai sumber daya pendingin ikan dan penerangan pada perahu nelayan.
“Aligator bertujuan untuk meningkatkan kualitas tangkapan ikan para nelayan, mengurangi dampak carbon emission, mengurangi biaya penggunaan bahan bakar fosil, dan meningkatkan pendapatan para nelayan,” kata Yusril.
Aligator juga mendapatkan dukungan oleh salah satu tokoh enterpreneur yang bergerak dalam bidang sumber energi terbaharukan, Sandiaga Uno. Ia mengatakan Inovasi ini juga berpotensi dalam mensupport kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat nelayan Indonesia.
"Karya anak bangsa memerlukan Support dan regulasi yang mendukung untuk mewujudkan Clean Energy Indonesia pada tahun 2025," ujar pengusaha yang juga politikus ini.
Hal ini sejalan dengan harapan Yusril, pemerintah maupun pelaku usaha harus mampu berkolaborasi dalam menciptakan regulasi yang mendukung karya anak muda khususnya dalam bidang renewable energy.
"Saya yakin jika nanti diproduksi secara massal, aligator mampu menjadi karya yang bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang kemaritiman," tukasnya. (mic)